Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 11 Part 1, Pastikan lihat dongeng rincian dan daftar lengkapnya di goresan pena yang ini. Untuk yang ingin lihat dongeng Episode sebelumnya baca di sini.
Yu Mi memberi Ji Hoon pertanyaan. Yu Mi tanya, apa yang Ji Hoon cari dari seorang wanita.
Raut tampang Ji Hoon berubah kesal. Dia bilang, ia tak mengharapkan pertanyaan itu. Tapi walaupun kesal, ia tetap menjawabnya dan ia menjawab pertanyaan Yu Mi sembari mempertimbangkan Da Jung.
Ji Hoon : Aku ingin seseorang dengan senyuman cantik. Aku ingin perempuan berani dan ceria, hingga cuma melihatnya menghidupkan situasi hatiku. Kadang ia sanggup ceroboh, tetapi ia andal di kawasan kerja. Aku ingin ia sanggup mengejutkanku. Dan saya ingin perempuan berhati baik dan dewasa.
Yu Mi : Begitu rupanya. Itu yang kamu cari dari wanita. Semoga kamu berjumpa orang menyerupai dia.
Da Jung yang menyaksikan wawancara Ji Hoon di tv raksasa depan kantornya pun berkata, tak ada perempuan menyerupai itu.
Ji Hoon secara tiba-tiba datang.
Ji Hoon : Ada. Dia di sini.
Da Jung terkejut, apa? Ye Ji Hoon-ssi.
Ji Hoon : Kenapa kamu terkejut? Kau tidak tahu bahwa kamu tipeku?
Da Jung tertawa, katamu, saya mengingatkanmu pada kakakmu tempo hari. Sekarang, saya tipe perempuan idamanmu?
Ji Hoon : Aku serius.
Da Jung : Berhentilah bermain-main denganku.
Da Jung dan Ji Hoon saling tertawa.
Dae Young yang menyaksikan Da Jung tertawa selepas itu, kecewa. Dia lantas berbalik dan pergi. Saat berbalik, Dae Young kembali menjadi Woo Young.
Ji Hoon mengajak Da Jung makan jikalau Da Jung senggang malam itu.
Da Jung menolak. Dia bilang ia sedang menanti seseorang.
Ji Hoon tak memaksa.
Ji Hoon : Keberuntunganku sudah habis.
Woo Young menyusuri jembatan dengan tampang kecewa.
Da Jung masih menanti Dae Young. Dia sendirian. Ji Hoon sudah pergi. Karena Dae Young usang sekali, Da Jung menelpon Dae Young. Da Jung berharap Dae Young tidak kecelakaan.
Woo Young menjawab panggilan Da Jung setelah cukup usang ia cuma memandang panggilan Da Jung.
Da Jung : Dimana kau?
Woo Young : Maaf. Ada urusan mendadak. Aku tidak sanggup pergi.
Da Jung kecewa, begitukah? Kupikir, kamu perlu bicara denganku.
Woo Young : Itu bukan hal serius.
Woo Young kemudian tanya, apa Da Jung menunggunya.
Da Jung bilang enggak.
Da Jung : Aku lupa kamu akan tiba menemuiku. Aku meneleponmu alasannya merupakan tidak sanggup menemuimu hari ini.
Woo Young tambah kecewa mendengar balasan Da Jung.
Woo Young : Begitu rupanya. Syukurlah. Terima kasih sudah mengirimiku foto anak-anak.
Da Jung : Itu bukan apa-apa. Aku mesti menutup teleponnya.
Woo Young : Baik. Sampai jumpa.
Da Jung menutup teleponnya duluan.
Woo Young tambah sakit.
Da Jung juga sakit.
-Ep 11, Cinta Yang Hilang-
Fajar nyaris tiba. Sisa-sisa kekacauan terlihat di Festival Seni Serim. Sepertinya Festival Seni Serim selsai berantakan tadi malam. Entah apa yang terjadi. Bahkan terdengar sirine kendaraan beroda empat polisi. Dan juga terlihat kepulan asap. Bu Ok dan Pak Guru Kim terkejut menyaksikan sisa-sisa kekacauan itu.
Bu Ok dan Pak Kim menyidang satu per satu murid mereka.
Dimulai dari Ki Yong.
Pak Kim minta Ki Yong jujur.
Ki Yong : Sejujurnya, bukankah asing tidak ada yang meninggal malam itu?
Lalu Young Sun.
Young Sun : Jika itu terjadi kepadaku, saya niscaya sudah membunuhnya.
Bu Ok dan Pak Kim terkejut.
Kemudian So Min.
So Min : Aku percaya soal ini. Aku percaya ia menyiapkan serangan teroris ini.
Bu Ok dan Pak Kim saling melirik.
Flashback…
Woo Young pergi di tengah-tengah acara. Won Kyung masih menyanyi. Dan murid-murid masih menikmati festival.
Hingga akhirnya, Won Kyung selesai bernyanyi.
Setelah Won Kyung turun dari panggung, host menginformasikan bahwa ada siswa Serim yang pemberani yang hendak menyanyikan lagu untuk Si A.
Si A terkejut dan murid lainnya bersorak.
Siswa berani itu merupakan Ja Sung!! Ja Sung timbul di belakang mereka. Dia berlangsung sambil menyanyikan lagu cinta untuk Si A.
Seluruh murid Serim pribadi menyingkir, memberi jalan untuk Jae Sung. Si A terpana memandang Ja Sung. Ja Sung terus berlangsung ke arah Si A.
Ji Ho memandang sebal Ja Sung.
Usai Ja Sung bernyanyi, kita kembali ke momentum Bu Ok dan Pak Kim menyidang siswa-siswi Serim.
Ki Yong : Sejujurnya, bukankah asing tidak ada yang meninggal malam itu? Kupikir saya akan mati alasannya merupakan seluruh tubuhku sakit.
Lalu Young Sun.
Young Sun : Ada aneka macam siswa di bazar itu. Jika itu terjadi kepadaku, saya niscaya sudah membunuhnya
Kemudian Bo Bae.
Bo Bae : Bagaimana Si A akan tiba ke sekolah? Dia niscaya malu. Tapi itu cuma permulaan.
Adegan kemudian beralih pada Ja Sung yang menembak Si A usai bernyanyi. Ja Sung bilang, alasannya merupakan suatu argumentasi ia tak sanggup berhenti mempertimbangkan Si A belakangan ini.
Ja Sung : Aku mempertimbangkan alasannya. Itu alasannya merupakan saya menyukaimu.
Murid-murid mulai heboh, terlebih di saat kawan Ja Sung memamerkan sebuket bunga ke Ja Sung. Ja Sung mengambil bunga itu dan memberikannya ke Si A.
Si A masih membeku. Murid-murid bersorak, memerintahkan Si A memperoleh Ja Sung.
Setelah membeku beberapa saat, Si A pun mengambil bunga dari Ja Sung.
Ji Ho yang menyaksikan itu, kecewa dan pribadi pergi.
Sementara Ja Sung lega Si A memperoleh cintanya. *Apakah Si A dan Ja Sung sudah resmi jadian??
Di kawasan lain, dua siswa kesal alasannya merupakan Si A pribadi memperoleh cinta Ja Sung.
“Apa kamu tidak tahu? Gadis yang handal di luar menyerupai Hong Si A, senantiasa bersikap feminin di saat tidak ada orang.”
Si Woo yang berdiri tak jauh dari mereka, mendengar mereka membicarakan Si A.
Si Woo pun marah, HEI! APA KATAMU!
Dua siswa itu terkejut dibentak Si Woo.
Si Woo yang marah, beranjak ke arah dua siswa itu.
Salah satu siswa merasa takut. Dia berlangsung mundur dan tak sengaja menabrak kawasan minum di kedai minuman yang ada di belakangnya. Tempat minum yang masih sarat dengan jus itu pun jatuh dan tumpah ke stopkontak. Sontaklah, korsleting listrik pribadi terjadi. Lampu-lampu meletus dan memercikkan api. Para siswa cemas dan berlari menyelamatkan diri. Suasana semakin berantakan di saat seorang siswa tersandung kabel dan menjatuhkan instrumen musik. Instrumen musik yang jatuh, diinjak-injak siswa siswi yang berlarian menyelamatkan diri. Korsleting terjadi lagi.
Bu Ok dan Pak Kim tiba dan mereka terkejut menyaksikan kekacauan itu.
Operator menyaksikan kembang api di langit. Ia berpikir sudah waktunya dan mulai memutar lagu.
Si Woo yang juga berlari, tak sengaja menabrak So Min. So Min mau jatuh dan Si Woo pribadi menangkapnya. So Min bengong memandang Si Woo.
Si Woo : Kau baik-baik saja?
So Min : Ya. Aku baik-baik saja.
Si Woo juga gugup.
Bu Ok dan Pak Kim menyaksikan kembang api di langit Serim.
Saat terjadi kekacauan andal di sekolah, Woo Young beranjak pergi.
Flashback end…
Woo Young juga disidang Pak Kim dan Bu Ok. Woo Young memberi tahu kalau ia pergi malam itu. Pak Kim menyimpulkan kalau Woo Young tak ada disana di saat kejadian. Woo Young membenarkan.
Woo Young kemudian tanya, apa benar Ja Sung melaksanakan itu. Ia juga tanya, apa Si A memperoleh Ja Sung.
Pak Kim gak tahu dan memerintahkan Woo Young pergi.
Woo Young mendesak untuk memberitahunya apa Si A nerima Ja Sung.
Pak Kim kesal, keluar!
Woo Young pun beranjak ke pintu tetapi ia berbalik lagi. Tapi belum sempat ngomong apa-apa, Pak Kim menyuruhnya keluar.
Di malam sebelum festival, Ja Sung ternyata menemui Woo Young. Ja Sung bilang, ia bertujuan menembak Si A. Woo Young kaget. Ja Sung minta Woo Young membantunya.
Woo Young marah, apa kamu gila?
Dia bahkan hingga mau menghantam Ja Sung.
Ja Sung protes, kenapa tidak? Kau bilang tidak menyukainya.
Woo Young : Astaga. Ya, itu benar, tapi…
Ja Sung : Bantu saja aku. Apa yang sanggup kulakukan biar ia menerimaku?
Woo Young memikirkannya. Dia ingat di saat menonton suatu drama dengan Si A. Saat itu, si tokoh utama lelaki menyanyikan lagu di atas panggung dan menyatakan perasaannya pada si tokoh utama wanita.
Dae Young merasa itu keren dan percaya semua gadis akan jatuh cinta pada lelaki menyerupai itu.
Si A gak sependapat. Dia bilang, itu cuma keren di film tetapi di kehidupan nyata, itu yang terburuk.
Dae Young : Kau niscaya suka jikalau seseorang mengaku degan cara itu.
Si A : Apa ayah gila? Itu membuatku ingin muntah.
Woo Young tersenyum jahil teringat itu. Dia kemudian bilang ke Ja Sung, kalau gak semestinya ia kasih tahu Ja Sung. Ja Sung penasaran. Woo Young pun minta Ja Sung gak kasih tahu siapa saja kalau ia yang ngasih tahu Ja Sung.
Ja Sung setuju.
Woo Young mulai ngasih tahu Ja Sung.
Woo Young : Si A seseorang mengakui perasaan di depan banyak orang melalui lagu. Kemudian, berlutut dan beri ia sebuket bunga. Maka itu akan sempurna.
Ja Sung ragu, apa ia sungguh menggemari hal semacam itu?
Woo Young : Aku menyampaikan yang sebenarnya.
Woo Young kemudian memerintahkan Ja Sung mengalah saja.
Woo Young : Dia tidak memperoleh apa pun selain ratifikasi publik. Bagaimana kamu sanggup melaksanakan hal memalukan menyerupai itu? Jangan laksanakan itu.
Woo Young kemudian pergi.
Ja Sung pun menghela nafas. Dia berat melaksanakan itu.
Bu Ok dan Pak Kim berembuk. Bu Ok menyimpulkan kalau Si A lah penyebab kecelakaan.
Pak Kim : Kau benar. Kalau begitu, mari kita melarang siswa untuk mengakui perasaan mereka mulai dari bazar berikutnya.
Bu Ok terkejut, apa?
Pak Kim : Baik. Kita mengetahuinya. Kita sudah selesai. Astaga. Aku sungguh lelah.
Pak Kim beranjak pergi.
Bu Ok, pak?
Bu Ok terlihat menyerupai tak sepakat dengan tawaran Pak Kim melarang siswa mengakui perasaan mereka di bazar berikutnya.
Besoknya, Woo Young masuk ke aula olahraga dengan santainya sambil memainkan bola basket di tangannya. Begitu masuk aula, Woo Young menyaksikan Ja Sung lagi diselamatin bawah umur tim basket alasannya merupakan sudah punya pacar.
Ja Sung malu-malu, apa maksudmu?
“Berhentilah bersikap malu-malu. Kami tahu kamu absen latihan hari ini untuk berkencan dengan Hong Si A.” ucap Ki Yong.
“Jika ini hari pertamamu, kamu akan bergandengan tangan hari ini?” tanya Bo Seung.
“Tangan? Hei, setidaknya, ia mesti menciumnya.” ucap Ki Yong.
“Hentikan.” pinta Ja Sung.
“Kau mau lebih? Astaga, saya iri Goo Ja Sung.”
Tapi Ja Sung terlihat ingin melaksanakan itu.
Mereka kemudian tertawa.
Woo Young yang mendengar itu kesal.
Woo Young kemudian bermetamorfosis Dae Young.
Dae Young mengumpat sendiri sambil memandang ke arah mereka.
Da Jung dan tim barunya sedang rapat membicarakan jadwal gres mereka yang bertajuk, ‘Pasangan Dalam Krisis’.
Produser jadwal khawatir.
“Karena jadwal kita menjadi perbincangan, mereka menegaskan memberitakan secara langsung.” ucapnya.
Da Jung minta produser tak cemas dan bilang ia akan bersiap dengan baik.
Produser bilang, ia tak mengkhawatirkan Da Jung tetapi mengkhawatirkan dirinya sendiri alasannya merupakan itu jadwal debutnya dan itu kali pertama ia melaksanakan siaran langsung.
“Jangan khawatir. Aku akan melakukan pekerjaan lebih keras. Aku akan memercayaimu dan penulis kita dan melaksanakan yang terbaik.” ucap Da Jung.
Semua tim pun jadi semangat menyimak kata-kata Da Jung.
Yu Mi hendak pergi di saat Pak Heo mendatanginya.
Pak Heo tanya, apa Yu Mi ada syuting hari ini. Yu Mi bilang ia akan melaksanakan wawancara bisbol sekarang.
Pak Heo bilang sayang sekali. Pak Heo kemudian memberi tahu Yu Mi kalau ada jadwal gres untuk Yu Mi dan jadwal itu sudah menjadi perbincangan sejak tahun lalu.
Yu Mi kaget, itu menjadi perbincangan?
Pak Heo : Ya. Tapi mereka mesti mengawali syuting hari ini. Jika ada syuting lain, tidak ada yang sanggup kita lakukan.
Pak Heo melirik Da Jung.
Pak Heo : Jung Da Jung-ssi, kamu senggang bukan?
Da Jung berdiri dan mengiyakan.
Yu Mi yang tidak ingin Da Jung memperoleh jadwal gres itu, pribadi memerintahkan Da Jung menggantikannya untuk wawancara bisbol.
Da Jung belum menjawab, tetapi Yu Mi udah pergi mengikuti Pak Heo dan tak peduli Da Jung mau apa enggak.
Ja Young pun kesal dengan tingkah Yu Mi yang seenak jidatnya memerintahkan Da Jung.
Ja Young : Dia cemas sesuatu yang terkenal akan menjadi milikmu, jadi, lihat ia bersikap menyerupai itu.
Da Jung tak masalah.
Da Jung : Lagipula mereka tidak memilihku untuk jadwal itu.
Ja Young : Kau mesti mengambil kembali jadwal bisbol itu. Semoga berhasil.
Da Jung : Aku akan kembali.
Si A di bus, asik dengan ponselnya. Tiba-tiba saja, ia kayak merasa ada yang mengawasinya.
Si A menoleh ke belakang tetapi tak ada siapa pun.
Bus berhenti di pemberhentian pertama. Seorang lelaki gemuk turun. Dan sosok Dae Young pribadi terlihat setelah lelaki gemuk itu turun.
Ternyata Dae Young sejak tadi duduk di belakang lelaki gemuk itu. Dae Young memandang Si A dan ngebatin kalau ia gak akan membiarkan Ja Sung manfaatin Si A.
Si A mengantarkan pesan ke seseorang. Dia bilang ia nyaris sampai.
Si A pergi ke stadion bisbol. Melihat Si A masuk stadion bisbol, Dae Young tersenyum lega. Dia yakin, Ja Sung takkan macam-macam ke Si A alasannya merupakan mereka kencan di stadion bisbol.
Dae Young berbalik. Dia mau pergi tetapi pas berbalik, ia menyaksikan banner bertuliskan, ‘Let’s Kiss’. Ternyata itu merupakan jadwal kejutan di setiap permainan bisbol.
Ja Sung dan Si A duduk di dingklik penonton.
Layar raksasa memperlihatkan tulisan, “Waktunya berciuman yang menyenangkan”.
Di layar raksasa, terlihat penonton yang duduk di belakang Ja Sung dan Si A, memerintahkan Ja Sung dan Si A ciuman.
Ja Sung pun mulai mencium Si A.
Ternyata itu semua cuma bayangan Dae Young. Dae Young yang tak rela anak gadis kesayangannya dicium Ja Sung, pribadi lari ke dalam.
Si A menanti Ja Sung di dingklik penonton.
Tak lama, Woo Young tiba dan main duduk di samping Si A. Si A terkejut menyaksikan Woo Young.
Woo Young heran menyaksikan ekspresi Si A. Dia bilang Si A menyerupai habis menyaksikan hantu saja.
Si A tanya, sedang apa Woo Young disana.
Woo Young : Untuk menonton pertandingan. Bagaimana denganmu? Kencan?
Seorang lelaki datang. Bukan Ja Sung tetapi Ji Ho. Ji Ho yang menjinjing dua minuman terkejut menyaksikan Woo Young.
Woo Young heran sendiri menyaksikan Ji Ho.
Woo Young memandang Si A dan bilang kalau ia pikir Si A kencan ama Ja Sung.
Ji Ho pun ingat insiden semalam. Ternyata, Si A menolak Ja Sung.
Si A yang cuma berdua dengan Ja Sung di dalam gedung sekolah, mengembalikan bunga Ja Sung. Ja Sung pun tanya argumentasi Si A berubah pikiran. Si A bilang ia tak pernah berubah pikiran.
Si A : Aku cuma berpura-pura mendapatkannya alasannya merupakan kupikir kamu akan aib jikalau kutolak di depan banyak orang. Jawabanku merupakan senantiasa tidak. Jangan melaksanakan hal memalukan menyerupai ini lagi. Jika kamu melakukannya, saya tidak akan melepaskanmu dengan mudah.
Tanpa mereka sadari, Ji Ho menyaksikan itu. Mendengar Si A menolak Ja Sung, Ji Ho senang.
Besoknya di kelas, Ji Ho ngajak Si A nonton bisbol. Si A heran Ji Ho secara tiba-tiba ngajak ia nonton bisbol. Ji Ho bilang ia punya dua tiket dan Ji Hoon merupakan pelempar permulaan hari ini.
Mendengar Ji Hoon yang menjadi pelemparnya, Si A bahagia dan memperoleh permohonan Ji Ho nonton bisbol.
Flashback end…
Woo Young memandang heran Ji Ho dan Si A secara bergantian sambil ngebatin, bagaimana dengan Ja Sung.
Ja Sung sendiri lagi nangis di bilik karaoke, kawasan ia dahulu menyaksikan Si A nangis.
Woo Young lega. Dalam hati, Woo Young bilang tidak dilema selama Si A dan Ja Sung tidak berkencan.
Ji Ho curiga, ia tanya apa Woo Young mengikuti mereka.
Woo Young : Tidak, itu cuma kebetulan.
Si A menyaksikan ibunya mendekati Ji Hoon.
Si A mengundang ibunya.
Da Jung menoleh dan tersenyum ke Si A.
Si A melambai pada ibunya.
Sementara Woo Young memandang kesal Ji Hoon.
Bersambung ke part 2
