Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 4 Part 2, Kamu sanggup tahu full daftar selengkapnyaa di goresan pena yang ini. Silahkan eksklusif simak Episode sebelumnya baca di sini.
Ji Soo menemui Joon Hyuk sehabis Ki Ha pergi. Ji Soo bilang ada argumentasi kenapa sampah itu sanggup terjadi. Itu alasannya merupakan siapa pun menutup verbal dan indera pendengaran mereka dan berpura-pura itu tidak terjadi.
Ji Soo menciptakan tanda kutip dengan jarinya.
Ji Soo : Aku bahagia kau tahu itu. Aku akan menantikan apa yang mau kau lakukan. Aku akan menyaksikan bagaimana kau menebus kesalahanmu dan apa yang kau jalankan untuk Soo Yeon.
Setelah menyampaikan itu, Ji Soo beranjak pergi.
Joon Hyuk menawan napasnya sambil memandang kepergian Ji Soo.
Malam harinya, Joon Hyuk, Se Joon, Kyung Woo dan Yoon Kyung berjumpa di kedai wilayah biasa mereka minum.
Se Joon menuangkan soju untuk Yoon Kyung.
Se Joon : Jadi, kau tidak sanggup berjumpa dengannya?
Yoon Kyung : Aku menanti satu jam dan cuma sanggup satu pesan. Aturan dan banding, sekumpulan argumentasi bodoh. Dia niscaya depresi dari atas.
Kyung Woo juga bilang kalau manajer personalia Geumon tidak mau melakukan pekerjaan sama lagi.
Se Joon menuangkan soju juga untuk Kyung Woo.
Se Joon : Minumlah. Kau sudah lewat banyak hal.
Kyung Woo : Tidak, saya tidak mendapat informasi apa pun.
Se Joon : Apa yang sanggup kau lakukan? Kita semua tahu prospeknya kecil.
Yoon Kyung bertanya-tanya, apa daftar yang mereka temukan betul-betul salah.
Joon Hyuk yang sudah setengah mabuk membisu saja sambil mikirin kata-kata Ji Soo di atap.
Ji Soo : Kau salah sejak awal. Semua orang cuma ingin tau kenapa beliau meninggal. Bukan siapa yang membunuhnya.
Joon Hyuk menenggak sojunya lagi, kemudian beliau bilang mereka sudah memutuskan sepatu yang salah sejak awal.
Joon Hyuk : Kita memakai sepatu formal padahal mesti berlari. Yang terburuk, itu sepatu kristal untuk Cinderella. Setelah tengah malam, keretanya menghilang dan kuda-kuda menjadi katak.
Yoon Kyung : Bodoh. Kau sudah mabuk?
Joon Hyuk : Bodoh sekali memimpikan laporan eksplorasi di agensi koran sampah ini.
Tapi secara tiba-tiba Joon Hyuk menyadari sesuatu. Dia kemudian mengajak lainnya menangkap pembunuh Soo Yeon.
Semua terkejut dengan kata-kata Joon Hyuk. Yoon Kyung kemudian tersenyum dan bilang Joon Hyuk udah mabuk berat.
Yoon Kyung memerintahkan Kyung Woo mengundang taksi. Tapi Joon Hyuk bilang beliau gak mabuk.
Joon Hyuk kemudian bilang ke Se Joon, apa Se Joon tahu siapa yang bunuh Soo Yeon.
Yoon Kyung pun menggebrak meja dan marah.
“Han Joon Hyuk! Sadarlah!”
Yoon Kyung lantas memerintahkan Se Joon pulang duluan sama Kyung Woo.
Se Joon bingung, apa?
Yoon Kyung minta maaf dan bilang kalau beliau perlu bicara empat mata dengan Joon Hyuk.
Se Joon dan Kyung Woo pun pergi. Tapi sebelum pergi, Se Joon meminta Yoon Kyung tidak terlampau keras pada Joon Hyuk. Yoon Kyung mengerti.
Tinggallah Joon Hyuk berdua dengan Yoon Kyung.
Tanpa mereka sadari, Ji Soo memandang mereka dari luar kedai.
Ji Soo kemudian pergi.
Yoon Kyung menuangkan soju untuk Joon Hyuk. Dia bilang beliau tahu apa yang terjadi di kantor tadi. Dan Yoon Kyung tanya apa maksud Joon Hyuk. Siapa yang mesti ditangkap.
Joon Hyuk bilang itu yang dibilang adiknya Soo Yeon alasannya merupakan tidak tahu siapa yang mesti disalahkan.
Yoon Kyung : Kau tidak memberitahunya soal Kepala bukan?
Joon Hyuk bilang hampir. Tapi kemudian beliau meralat ucapannya dan bilang beliau ingin memberitahunya. Yoon Kyung melarang.
Yoon Kyung : Kau tidak merasa beliau pelakunya.
Joon Hyuk marah, wae? Wae? Wae aniya?
Yoon Kyung bilang kalau Soo Yeon betul-betul bunuh diri alasannya merupakan Kepala, itu menandakan logikanya.
Yoon Kyung : Kita semua mendengar sesuatu yang menyinggung dalam pekerjaan kita.
Joon Hyuk pun berkata, beliau tak pernah membayangkan Yoon Kyung akan menyampaikan itu.
Yoon Kyung : Saat saya masih anabawang dan Kepala sejabatan kita, kau tahu apa yang beliau dengar dari Editor Meja? “Matilah, Berengsek.” “Jangan sebut dirimu reporter.” “Kau memalukan.” “Jangan beri tahu orang kita dari universitas yang sama.”
Joon Hyuk : Apa maksudmu? Karena itu cuma perpeloncoan untuk anak baru, beliau yang salah alasannya merupakan menyerah, dan Kepala tidak bertanggung jawab atas apa pun?
Yoon Kyung : Aku tidak bilang begitu. Jangan anggap Soo Yeon benar dan Kepala salah.
Joon Hyuk : Lalu apa? Jadi, tidak apa-apa memerintahkan para pemagang yang tersisa untuk mengomersialkan kematiannya? Apa itu baik? Kau menyuruhku berhenti membangun karier dengan umpan klik. Kau menyuruhku mengawali sesuatu. Apa saja.
Yoon Kyung : Han Joon Hyuk.
Joon Hyuk pun diam.
Yoon Kyung menjangkau kerah Joon Hyuk tetapi Joon Hyuk menepisnya.
Yoon Kyung : Menurutmu kenapa saya menyampaikan itu? Aku tak mau kau menyelamatkan perusahaan atau negara ini. Selamatkan dirimu!
Joon Hyuk pun teringat dikala ia berupaya membuka pintu di lantai 15 tetapi tidak berhasil.
Istrinya kemudian menelponnya. Joon Hyuk bilang, beliau ada urusan di kantor dan tidak sanggup menjemput putri mereka. Tapi kemudian beliau terkejut mendengar kabar soal putri mereka.
Yoon Kyung kemudian bilang pada Joon Hyuk bahwa itu bukan kesalahan Joon Hyuk. Dia memerintahkan Joon Hyuk menjalani hidup normal.
Joon Hyuk pun termenung dan menangis. Yoon Kyung ikut menangis. Tapi kemudian beliau meniadakan tangisnya dan memarahi Joon Hyuk.
Yoon Kyung : Tapi apa ini? Kau mau menjadi pelapor? Kau pikir kami akan memujimu alasannya merupakan menyampaikan hal itu?
Joon Hyuk : Aku tidak pernah bilang begitu. Bicaralah sesukamu. Itu tidak penting bagiku.
Joon Hyuk lantas berdiri. Dia mau pergi. Yoon Kyung menariknya.
Yoon Kyung : Ini tidak akan rampung denganmu. Kau tidak acuh dengan kami? Bagaimana dengan Se Joon dan Ki Ha? Kita semua menahan kekacauan ini demi menafkahi keluarga kita. Kau salah. Apa pun yang kau lakukan, kami yang mau terluka. Harian Korea tidak akan pernah berubah.
Joon Hyuk emosi, tetapi Harian Korea merupakan pers!! Pers macam apa yang memasarkan janjkematian keluarganya?
Yoon Kyung : Pers juga perusahaan. Itu mesti menciptakan keuntungan. Perusahaan mesti menciptakan duit mudah-mudahan kita sanggup dibayar dan bekerja. Pemagang itu benar. “BAP” lebih besar lengan berkuasa ketimbang “PEN”.
Joon Hyuk : Kalau begitu, biarkan saja. Senior. “BAP” baik dan “PEN” jahat. Orang asing terbelakang semestinya membisu dan bungkam. Benar, bukan?
Yoon Kyung yang kesal, mencengkram kerah Joon Hyuk. Tapi kemudian beliau melepaskannya dan tersenyum kesal.
Yoon Kyung : Lupakan saja. Ki Ha benar. Kau lebih baik mati.
Yoon Kyung beranjak pergi.
Joon Hyuk terdiam.
Joon Hyuk yang tertekan, duduk sendirian di depan rumah sakit. Lalu beliau menelpon ayahnya.
Joon Hyuk : Halo ayah? Ayah mau makan? Ayah tidak lapar?
Pak Han : Putri menantu yang kejam ingin ayah mertuanya mati, jadi, beliau menanyakan setiap waktu makannya. Kau dilarang menyerupai dia. Kau mesti tahu sebelum ayah lapar.
Joon Hyuk tertawa, jadi ayah memang ingin makan! Katakan apa mau ayah. Akan kubeli dalam perjalanan ke sana.
Pak Han bilang beliau tak mau memohon dan memutuskan kelaparan saja.
Joon Hyuk : Pilih satu. Ayah akan memohon atau…
Joon Hyuk berhenti bicara.
Pak Han : Joon Hyuk-ah, ayah dengar ada permasalahan dengan perusahaanmu. Kau minum alasannya merupakan itu?
Joon Hyuk : Tidak. Hans tidak perlu argumentasi untuk minum.
Pak Han : Jika kau tahu itu, berhentilah minum. Kau akan rampung menyerupai ayah.
Joon Hyuk : Aku baik-baik saja ayah. Ayah, saya tidak sepenuh kehendak ayah.
Pak Han : Tentu saja. Tidak ada yang sepenuh kehendak ayah.
Pak Han lantas memerintahkan Joon Hyuk pulang.
Pak Han : Ayah tahu ini sulit. Tapi sehabis tidur nyenyak di rumah, kau akan mempertimbangkan sesuatu.
Joon Hyuk : Benarkah? Apa saya akan sanggup jawabannya kalau pulang?
Pak Han : Ya. Jadi, pulanglah sekarang, ya?
Pak Han tentukan panggilan Joon Hyuk.
Bersambung ke part 3…