Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 11 Part 3, Kalian yang kesengsem untuk menyaksikan dongeng sinopsis lengkap ada di goresan pena yang ini. Sedangkan bab part2nya atau Episode sebelumnya baca di sini.
Yu Mi lengkap dengan jas hujannya, sedang melaporkan isu soal cuaca di depan aula interaktif untuk kerusakan angin puting-beliung dan banjir.
Yu Mi : Setelah memperoleh isu bahwa topan akan tiba di Korea, orang-orang mencemaskan kemungkinan kerusakannya. Aku ingin tau seberapa besar lengan berkuasa angin topan yang sebenarnya. Jadi, kuputuskan untuk mengalaminya langsung.
Yu Mi masuk ke dalam aula itu untuk simulasi.
Ia memakai payung dan diguyur air seakan itu hujan.
Yu Mi : Aku bisa berlangsung di tengah hujan dengan payung melawan angin.
Yu Mi juga ditiup angin kencang hingga payungnya, bahkan ia sendiri ikut terbang.
Ji Hoon tanya ke Da Jung, kapan agenda gres Da Jung tayang. Da Jung bilang Senin depan.
Da Jung : Ini agenda perdana, jadi, cuma ada satu episode.
Ji Hoon : Dengan penampilanmu, agenda itu akan reguler. Aku niscaya akan menontonnya.
Da Jung : Ini bukan sesuatu yang membuatmu tertarik, Pak Ye.
Ji Hoon : Kau tampil di agenda itu. Kalau begitu, saya akan sungguh kesengsem dengan agenda ini.
Woo Young panas. Dan ia tambah panas di saat menyaksikan Ji Hoon menyemangati Da Jung.
Da Jung dan Ji Hoon saling tersenyum.
Woo Young menghela nafas kesal.
Makanan kesannya datang. Woo Young berdiri, mau menghidangkan makanan. Da Jung melarang. Dia bilang ia yang hendak melakukannya.
Woo Young bilang mudah-mudahan ia saja.
Woo Young memperlihatkan Si A banyak kerang. Tapi untuk Da Jung, ia cuma memperlihatkan sedikut.
Ji Hoon yang menyaksikan itu menegur Woo Young.
Ji Hoon : Kau menjadikannya terlihat jelas.
Woo Young berhenti menyendok dan memandang Ji Hoon, apa maksudmu?
Ji Hoon : Maksudku, sepertinya kamu memberi banyak kuliner utamanya pada Si A.
Si A coba menjelaskan, bukan menyerupai itu.
Ji Hoon terus mencerca Woo Young.
Ji Hoon : Aku mengerti maksudmu, namun itu tidak keren. Berikan kuliner untuk Bu Jung.
Da Jung coba meluruskan. Dia bilang ke Ji Hoon kalau ia bukan penggemar berat kerang.
Woo Young mengambilkan untuk Ji Ho juga. Tapi Ji Ho yang jealous, menolak.
Woo Young tanya, apa Ji Ho mau ia mengeluarkan kerangnya.
Ji Ho : Tidak perlu. Aku akan mengambil makananku sendiri.
Woo Young : Dasar berandal. Baik.
Ji Hoon mau mengambil mangkuk di tangan Woo Young yang semula untuk Ji Ho. Tapi Woo Young malah mau memakannya sendiri dan menaruh mangkuk yang berisi sup kerang itu di depannya sendiri.
Da Jung pun eksklusif mengambilkan kuliner untuk Ji Hoon.
Ji Hoon senang. Sementara Woo Young kian panas.
Ji Hoon terkejut alasannya yakni Si A tiba-tiba tanya, apa ia menggemari seseorang. Si A bilang ia menyaksikan wawancara Ji Hoon soal tipe idaman Ji Hoon.
Si A : Deskripsinya sungguh rinci. Kedengarannya menyerupai kamu menggambarkan seseorang yang kamu pikirkan.
Ji Hoon risau bagaimana menjawabnya alasannya yakni yang ia senangi yakni Da Jung, ibunya Si A.
Da Jung memandang Ji Hoon. Melihat raut tampang Ji Hoon yang kebingungan, Da Jung menegur Si A. Tapi Ji Hoon bilang tak apa.
Woo Young memandang tajam Ji Hoon.
Ji Hoon pun mengaku, ada perempuan yang ia suka namun itu cuma cinta sepihak alasannya yakni ia belum memberi tahu perasaannya pada perempuan itu.
Ji Hoon lagi telponan di luar, baiklah. Aku mengerti.
Bersamaan dengan itu, Woo Young keluar dan menyaksikan Ji Hoon. Ji Hoon selesai menelpon dan menyaksikan Woo Young.
Ji Hoon : Kenapa kamu disini?
Woo Young : Aku mesti menelepon seseorang.
Ji Hoon : Begitu? Sampai berjumpa di dalam.
Ji Hoon mau ke dalam, namun ditahan Woo Young.
Woo Young : Kuharap kamu tidak memperlakukan semua perempuan menyerupai itu.
Ji Hoon risau maksud Woo Young, menyerupai itu?
Woo Young : Kau kesengsem pada hal-hal kecil, kesengsem pada hidupnya, mendukungnya, dan seterusnya.
Ji Hoon kesannya sadar maksud Woo Young.
Ji Hoon : Kurasa kamu tidak membicarakan Si A. Maksudmu Bu Jung?
Woo Young : Jawab saja pertanyaanku.
Ji Hoon : Kenapa kamu terlihat murka kepadaku?
Woo Young : Aku tidak marah.
Woo Young kemudian menghela nafas, entahlah. Tergantung pada jawabanmu, saya mungkin akan marah.
Ji Hoon tertawa. Woo Young pun kesal dan tanya kenapa Ji Hoon tertawa.
Ji Hoon : Maksudku, saya bisa mengerti alasanmu sungguh membenciku selama ini. Aku bisa memahaminya. Saat masih muda, kamu punya fantasi wacana wanita. Karena kamu tidak menyadari kenyataan. Tapi itu cuma fantasi alasannya yakni itu tidak akan terwujud.
Ji Hoon lantas menasehati Woo Young. Dia bilang, lelaki berkembang di saat mereka terluka.
Ji Hoon lantas kembali ke dalam. Woo Young kian kesal.
Da Jung bertujuan membayar. Tapi Ji Hoon tiba-tiba tiba dan menangkal Da Jung. Ji Hoon bilang mudah-mudahan ia yang bayar. Da Jung menolak. Dia bilang, Si A dan teman-teman Si A yang banyak makan jadi ia yang mesti bayar.
Ji Hoon : Astaga. Biar kubayar untuk hari ini. Bisakah kamu mentraktir makan lain kali?
Da Jung : Aku akan membiarkanmu mengeluarkan duit kuliner berikutnya. Biar kubayar yang ini.
Tapi kasirnya bilang makanannya udah dibayar. Da Jung dan Ji Hoon kaget. Da Jung pun tanya siapa yang bayar. Bersamaan dengan itu, Woo Young masuk. Kasir menunjuk ke arah Woo Young.
Ji Hoon tak bisa berkata-kata. Dia hanyaa tersenyum tidak percaya sambil memandang Woo Young.
Da Jung : Woo Young-ah, kamu sudah mengeluarkan duit makanannya? Kenapa?
Woo Young bilang, ayahnya belum makan malam jadi ia mengeluarkan duit makanannya di saat berbelanja pangsit.
Ji Hoon : Kau cuma seorang pelajar. Bukankah itu mahal?
Da Jung setuju dengan Ji Hoon dan bertujuan mengubah duit Woo Young.
Woo Young bilang tak apa.
Woo Young : Kubayar dengan kartu kredit ayah. Anggap saja ayah yang membayar.
Da Jung : Aku tidak enak pada Deok Jin.
Woo Young beranjak ke atas, ke wilayah mereka tadi makan.
Ji Hoon lagi-lagi tersenyum memandang Woo Young.
Bu Ok dan Deok Jin masih di wilayah pesta. Deok Jin tanya, kapan kali pertama Bu Ok menggilai anime.
Bu Ok : Aku mengawali ini alasannya yakni saya penggemar berat Iron Man. Itu menyenangkan. Itu cara yang elok untuk menetralisir stresku.
Bu Ok kemudian minta Deok Jin merahasiakannya, kalau mereka berjumpa di pesta kostum anime.
Deok Jin tanya, apa mesti sejauh itu untuk bersembunyi.
Bu Ok : Tentu saja. Semua orang akan berpikir saya gila alasannya yakni melaksanakan ini padahal saya guru.
Deok Jin : Kenapa guru yang bermain kostum dianggap aneh? Kau mesti menerimanya.
Bu Ok : Jika seorang guru sekolah berkeliaran dengan kostum ini, orang bau tanah tidak akan percaya dan mengirim anak mereka sekolah. Itu mustahil.
Deok Jin : Begini, saya sengaja menimbang-nimbang tiga hal yang tidak mungkin dalam sehari. Pertama, Iron Man akan menjadi versi gim yang dibentuk oleh perusahaanku. Kedua, lelaki 37 tahun bisa bermetamorfosis remaja 18 tahun. Dan terakhir, Bu Ok kesannya akan menyadari perasaanku padanya.
Bu Ok terkejut dan eksklusif memandang Deok Jin usai mendengar kata-kata terakhir Deok Jin.
Bu Ok kemudian bilang, apapun yang Deok Jin bilang, kenyataannya ia tidak normal.
Deok Jin : Sepertinya begitu.
Bu Ok : Apa?
Deok Jin : Ini rahasia, namun siapa pun keren itu tidak normal.
Bu Ok pun tersenyum mendengarnya.
Woo Young menemani ayahnya makan pangsit. Woo Young tanya, bagaimana menurutmu? Apa ini sesuai selera ayah? Aku ingat ayah suka pangsit, itulah alasanku membelinya.
Pak Hong tak mengira Dae Young ingat kesukaannya.
Pak Hong kemudian bilang pangsitnya lezat.
Woo Young : Aku akan beli lebih sering.
Pak Hong kemudian tanya, bagaimana Woo Young di sekolah. Apa ada yang merundung Woo Young.
Woo Young : Astaga, Ayah. Kenapa mencemaskan itu?
Pak Hong : Kau benar. Kau mungkin terlihat menyerupai anak kecil, namun kamu sudah dewasa. Ayah menghasilkan kericuhan tanpa alasan.
Woo Young pun bermetamorfosis Dae Young.
Dae Young : Aku mengerti. Berapa pun usia anak-anak, mereka masih bawah umur di mata orang tuanya.
Pak Hong : Saat kamu masih muda, Ayah sering memarahimu.
Dae Young : Ayah cukup mengatur.
Pak Hong : Apa? Bukankah kamu juga menyerupai itu?
Dae Young : Tentu saja. Kupikir saya tidak akan menyerupai itu, namun di saat saya membesarkan anak-anakku, saya sadar bahkan lebih menertibkan ketimbang ayah.
Pak Hong : Benarkah?
Dae Young : Ya. Aku sering memarahi anak-anakku dan saya akan senantiasa keras kepala dan mengomeli mereka. Kupikir, itu demi anak-anakku, namun itu semua demi diriku sendiri. Setelah berteman dengan anak-anakku, saya mengerti perasaan mereka sekarang. Aku juga punya banyak kekurangan.
Pak Hong dan Dae Young kemudian sama-sama terdiam.
Dae Young lantas memecah keheningan. Ia memerintahkan ayahnya makan pangsitnya sebelum dingin.
Pak Hong pun berterima kasih dan mengkonsumsi kembali pangsitnya dengan raut sedih.
Seminggu sudah berlalu. Program gres Da Jung yang bertajuk ‘Pasangan Dalam Krisis’ kesannya menayangkan episode 1.
Semua bersiap, baik Da Jung yang sudah bangkit di studio dan para kru di belakang layar.
Si kembar nonton bareng nenek mereka. Mereka terlihat antusias.
Woo Young juga menonton di rumah Deok Jin.
Da Jung : Ini episode pertama “Pasangan Dalam Krisis”, gelar wicara eksklusif yang belum pernah dilakukan. Aku pembawa agenda kalian, Jung Da Jung.
Ji Hoon juga menonton di rumahnya.
Pak Heo, Ja Young, Ki Tae dan Yu Mi juga nonton bareng di kantor.
Ki Tae : Kurasa saya tidak dapat siaran langsung.
Yu Mi yang emang gak suka Da Jung, pun mengajukan pertanyaan gimana kalau ada masalah.
Ja Young kesal, kenapa menyampaikan hal buruk?
Pak Heo mendukung Da Jung. Dia percaya takkan ada hal jelek terjadi.
Di layar yang ada di belakang Da Jung, memperlihatkan dua pilihan untuk diseleksi pemirsa.
Da Jung : Lebih banyak pemirsa yang menentang perceraian. Lebih dari setengah penonton menyampaikan bahwa mereka menentang perceraian yang diminta perempuan alasannya yakni punya tiga abang ipar.
Para juri juga risau kenapa bisa hal ini menjadi argumentasi perceraian.
Dari dalam bilik, si perempuan pun berkata, jikalau mereka tahu menyerupai apa abang iparnya maka mereka akan mendukungnya bercerai.
Da Jung : Baiklah. Kita akan mulai dengan menyimak dongeng dari pihak istri. Apa dilema yang terjadi?
Si perempuan bilang ia sungguh frustasi setiap kali mesti bersiap untuk ulang tahun abang iparnya.
“Mereka tidak berterima kasih atas kado yang kuberikan. Jika kuberi kado berbeda, mereka mengajukan pertanyaan alasanku mendiskriminasi. Jika saya beri kado yang sama, mereka bilang saya kurang bijaksana. Apa yang mereka kehendaki dariku!”
Ki Tae, Ja Young, Pak Heo dan Yu Mi masih menonton agenda Da Jung.
Pak Moon tiba-tiba tiba dan menyaksikan mereka.
Pak Moon : Kalian konsentrasi menyaksikan apa?
Keempat orang itu eksklusif berdiri. Ki Tae memberi tahu bahwa mereka sedang menonton agenda Da Jung dan mengajak Pak Moon gabung.
Pak Moon tak mau, lupakan saja. Apa yang menggembirakan dari orang lain yang bercerai? Aku akan pulang, jadi, tuntaskan seluruhnya dan pulang.
Kembali ke studio, dimana si perempuan masih bercerita soal abang iparnya.
“Selain itu, mereka sering bertengkar. Tapi jikalau saya menyimak di saat mereka bertengkar, mereka murka padaku alasannya yakni tidak memihak mereka. Jika saya bergabung dan menyampaikan sesuatu, mereka murka alasannya yakni saya mencibir keluarga mereka. Lalu mereka menemui ibu mertuaku dan menghinaku.”
“Kalau begitu jangan dengarkan mereka!” teriak suaminya dari bilik di depan.
Si istri kesal. “Aku menyimak mereka alasannya yakni ingin akrab! Kau pikir kulakukan itu atas keinginanku!”
Mendengar argumentasi si perempuan menggugat suaminya, Da Jung pun berkata, bahwa ia memahaminya.
Dua juri tak setuju mereka bercerai.
“Kenapa mereka tidak dapat melaksanakan itu? Seberapa sering kamu berjumpa abang iparmu dalam setahun? Kenapa kamu tidak dapat menahannya?”
“Aku tidak bisa. Dengar. Semua kakaknya tidak menikah dan mereka semua tinggal bareng orang bau tanah mereka.”
Para pemirsa yang semula menentang perceraian, jadi mendukung perceraian.
Pak Moon tiba-tiba sudah timbul di belakang Pak Heo.
Pak Moon : Apa itu argumentasi yang cukup elok untuk bercerai?
Pak Heo : Itu pantas untuk bercerai.
Pak Moon : Apa ijab kabul itu lelucon?
Ja Young dan Ki Tae saling berbisik.
Ja Young : Kenapa ia belum pulang?
Ki Tae : Aku tidak tahu.
Mereka terus menonton.
Da Jung : Mayoritas orang-orang setuju atas perceraian itu. Dokter Park Jae In, apa pendapatmu wacana ini?
Dokter Park pun berkata, ia menentang perceraian kalau dilihat dari sisi psikologi.
“Aku percaya masalahnya cuma ada pada istrinya.” ucapnya.
Si perempuan pun kesal mendengar respon Dokter Park.
Bersambung ke part 4…