Tentangsinopsis.com – Sinopsis True Beauty Episode 1 Part 1, Baca juga daftar lengkap selengkapnya di goresan pena yang ini.
Pagi-pagi, Pak Im dan Bu Hong menenteng kedua putri mereka jalan. Putri pertama mereka, sudah besar. Sedangkan putri kedua, masih bayi.
Para tetangga berkerumun menyaksikan putri kedua mereka. Seorang ajumma merasa kalau putri kedua mereka sungguh tampan. Bu Hong pun pribadi bilang, anak keduanya perempuan.
Putri kedua mereka yang lagi memeluk boneka babi pun menangis.
Para tetangga pun beralih ke putri pertama mereka.
“Tapi Hee Kyung sungguh cantik. Astaga, lihat betapa cantiknya dia. Dia sanggup ikut lomba kecantikan.” puji mereka.
Kamera menyorot putri kedua Pak Im dan Bu Hong.
Terdengar narasi, “Aku tahu sejak kecil cuma dari reaksi orang-orang bahwa saya jelek.”
Sekarang, putri kedua mereka sudah besar. Dia memakai kacamata bundar dan boneka babinya masih setia menemaninya. Dia dan keluarga besarnya tengah berkumpul.
Paman merasa heran.
“Omong-omong, kenapa Ju Kyung cuma menyerupai keluarga ibunya?”
Bibi juga ikut-ikutan, “Andai ia juga menyerupai ayahnya.”
Mereka merasa Ju Kyung mesti operasi plastik biar cantik. Omongan kakek kian menyakiti Ju Kyung. Dia bilang, Ju Kyung mungkin anak adopsi.
Hee Kyung kesal, kakek! Kau akan melukai perasaannya.
Sementara lainnya malah ketawa-ketiwi, bikin Ju Kyung ngerasa minder.
Bu Hong berbisik. Dia bilang, Ju Kyung cuma perlu berguru dengan baik.
Suatu hari, Ju Kyung menonton serial animasi kesukaannya. Peri berubah manis alasannya yakni riasan. Ju Kyung pun kesengsem dan berharap sanggup bermetamorfosis peri cantik.
Karena itulah, Ju Kyung tiba ke taman lengkap dengan dandanan menyerupai peri di serial kesukaannya. Dia berputar-putar layaknya menyerupai peri yang dilihatnya di tv tadi. Tapi ia malah dihina dan ditertawakan belum dewasa sebayanya.
“Dia niscaya menduga ia peri.”
“Dia sungguh percaya diri.”
Dia bermetamorfosis monster jelek!”
“Matilah, Monster!”
Ju Kyung yang sedih, berlari meninggalkan taman.
Ju Kyung pulang dan pribadi mematikan tv yang masih memperlihatkan animasi favoritnya. Ia kemudian duduk dan mau mengambil boneka babinya namun tak jadi. Ia memutuskan boneka zombie di sebelah boneka babinya dan juga mengambil buku misteri dibalik boneka zombienya.
Narasi Ju Kyung terdengar lagi.
“Tapi alih-alih aksara dari kartun yang manis, di saat itulah saya mendapati bahwa saya lebih menyerupai aksara dari komik horor yang terlahir dengan wajah terkutuk.”
Beberapa tahun berlalu. Ju Kyung sudah Sekolah Menengan Atas sekarang. Dia berlari menuju sekolahnya namun gak sengaja menjatuhkan buku komiknya. Ju Kyung pun balik lagi untuk mengambil buku komiknya yang jatuh.
Anak-anak merasa jenuh di kelas. Mereka pada sibuk sendiri di saat guru mereka tengah mengambarkan bahan di depan kelas. Mendadak kelas selsai dan guru mengingatkan mereka untuk menjalankan PR.
Tiga siswi bangun dan sibuk berdandan melalui beling di atas loker. Mereka yakni Park Sae Mi, Kim Ga Young dan Seo Hye Won.
Ju Kyung tetap duduk di bangkunya, membaca komik horor kesukaannya.
Ju Kyung kemudian menepuk siswi di depannya. Siswi itu menoleh. Ju Kyung menawarinya membaca komik. Siswi itu menolak. Ju Kyung kemudian memperlihatkan earphone nya. Tapi siswi itu tetap menolak.
Ju Kyung pun memakai earphone nya dan menyimak musik sambil membaca komik.
Di belakang Ju Kyung, Se Mi cs udah selesai dandan. Mereka menyaksikan Ju Kyung menyimak musik sambil menggoyangkan kepalanya.
“Menyedihkan sekali.” ucap Se Mi. Se Mi kemudian mengundang Ju Kyung, ‘Mandu’.
Ju Kyung gak dengar alasannya yakni lagi pakai earphone.
Lee Sung Yong, sobat Se Mi yang laki-laki, melempar kotak pensil ke kepala Ju Kyung. *Jahat banget.
Ju Kyung pribadi berdiri dan melepas earphone nya.
Ju Kyung : Kau memanggilku?
Sung Yong : Siapa lagi yang diundang Mandu selain kau.
Se Mi tersenyum jahat, jangan cuma berdiri disana dan pergilah.
Ju Kyung pribadi pergi. Seisi kelas mengejeknya Mandu pesuruh.
Tapi hingga diluar, Ju Kyung murka diundang Mandu pesuruh. Dia pun balik lagi ke kelas, mau marah. Tapi nyalinya ciut. Dia gak jadi murka di saat menyaksikan siapa saja menatapnya.
“Dua dengan daging dan satu dengan kimchi, bukan?” tanyanya, mengkonfirmasi pesanan Se Mi cs.
Sampai di kafetaria, dua siswa menyerobot antrian, bahkan hingga menabrak Ju Kyung. Ju Kyung pun ngasih tahu mereka kalau ia yang duluan, namun mereka gak peduli. Terpaksalah, Ju Kyung mengantri lagi.
Saat tiba gilirannya, ia meminta pesenannya.
“Dua dengan daging…”
“Dan satu dengan kimchi, kan?”
Ju Kyung mengiyakan.
Selesai berbelanja makanan, Ju Kyung pribadi pergi. Tapi ia mengedarkan pandangannya ke kantin, mencari Hyun Bin.
Mendadak, Hyun Bin yang dicarinya timbul di depannya sambil menggendong sekarung tepung terigu.
Hyun Bin melepas earphone Ju Kyung dan memanggilnya ‘anak baik’. Ju Kyung terkejut menyaksikan Hyun Bin tahu-tahu sudah nongol di depannya.
Hyun Bin memakai sebelah earphone Ju Kyung. Dia pribadi tahu itu lagu Crash.
Hyun Bin pun makai earphone Ju Kyung yang sebelah lagi. Dia bilang, ia dan Ju Kyung punya selera yang sama. Sontaklah Ju Kyung tersenyum.
Hyun Bin menikmati lagu sambil menari-nari. Ju Kyung terpana dengan ketampanan Hyun Bin.
Ju Kyung dalam hati memerintahkan jantungnya damai namun jantungnya tetap aja berdebar-debar.
Karena jantungnya tetap berdebar, Ju Kyung jadinya teriak, tenanglah!
Hyun Bin pribadi melepas earphone nya. Dia tanya Ju Kyung ngomong apa.
Ju Kyung bilang bukan apa-apa.
Di kelas, Se Mi kesal alasannya yakni Ju Kyung usang banget.
Se Mi : Apa ia mengukus mandunya sendiri?
Hye Won menoleh ke jendela dan menyaksikan sesuatu. Dia pribadi mengundang temannya.
Mereka menyaksikan Ju Kyung lagi sama Hyun Bin.
Hye Won : Bukankah ia lelaki kantin yang senantiasa merayumu?
Se Mi : Entahlah. Kurasa mereka cocok.
Sekarang, Ju Kyung sedang ngantri di kantin bareng belum dewasa lain.
Sambil mengantri, Ju Kyung terus memandang Hyun Bin.
“Bukankah Hyun Bin sungguh menarik?” ucapnya pada Joo Hye Min, temannya yang ia tawari komik dan earphone di kelas.
Hye Min yang parasnya sama kayak Ju Kyung, malas-malasan menyikapi Ju Kyung.
“Entahlah.”
“Dia bilang selera musik kami sama dan ia juga tersenyum kepadaku. Tidakkah menurutmu ia juga kesengsem kepadaku?” tanya Ju Kyung.
“Entahlah.” jawab Hye Min.
“Aku bertujuan mengajaknya berkencan besok. Bukankah itu wangsit bagus?” ucap Ju Kyung.
Dua siswa di depan Hye Min, mendengar omongan Ju Kyung.
Hye Min kayak panic, en… entahlah.
Langsung saja dua siswa di depan Hye Min, mengejek Ju Kyung.
“Lihat Ju Kyung. Dia memakai kaus kaki putih di atas celana ketat hitam. Jika kuberi 10.000 dolar, maukah kau berkencan dengannya?”
“Aku tidak mau berkencan dengannya meski kau memberiku 100.000 dolar.”
Hye Min yang mendengar itu, pribadi pergi. Selera makannya hilang.
Tiba giliran Ju Kyung. Hyun Bin menaruh lauk di piring Ju Kyung.
Hyun Bin : Makan yang banyak.
Ju Kyung mengundang Hyun Bin. Dia mengajak Hyun Bin berjumpa besok sehabis jam makan siang.
Hyun Bin mau.
Se Mi cs yang lagi makan memandang Ju Kyung.
Sung Yong ngetawain Ju Kyung.
Se Mi kesal, berani sekali ia merayunya.
Malamnya, Ju Kyung sibuk menghasilkan kue. Dia menghasilkan kuliner ringan manis berupa hati dan topi koki. Sepertinya, kue-kue itu untuk Hyun Bin. Setelah kuenya selesai, ia mengemas kuenya dalam kotak berupa kerang.
Di ruang tv, Pak Hong lagi mijitin pundak Bu Hong sambil nonton tv. Pak Hong tertawa menonton tv.
Ju Young keluar dari kamar.
Bu Hong tanya, kenapa Ju Young keluar kamar. Apa Ju Young lapar atau mau buah.
Ju Young bilang enggak, kemudian pergi.
Ju Kyung keluar dari dapur menenteng semua kuenya.
Bu Hong pribadi mengomeli Ju Kyung alasannya yakni tidak belajar. Dia juga tanya, Ju Kyung ngapain aja di dapur selama itu.
Ju Kyung pun ngumpetin kuenya.
Ju Kyung : Aku cuma menghasilkan sesuatu.
Bu Hong : Lakukan sesuatu dengan nilaimu! Nilaimu memburuk sebelumnya…
Ju Kyung : Baik, akan kutangani sendiri.
Ju Kyung pun kabur ke kamarnya.
Bu Hong : Ju Kyung-ah! Ibu belum selesai bicara!
Bu Hong mau nyusulin Ju Kyung namun ia ditarik Pak Im duduk.
Pak Im : Biarkan ia menanganinya. Mari menonton program ini.
Bu Hong : Dia menyerupai siapa?
Pak Im terus tertawa menonton tv.
Ponsel Pak Im bunyi. Pesan masuk dari seseorang yang dinamainya ‘Taman Colombus’. Si ‘Taman Colombus’ meminta duit investasinya dikembalikan.
Hee Kyung pulang dan pribadi ke kamar mandi. Dia sudah kebelet namun ada Ju Young di kamar mandi.
Ju Young bilang ia belum selesai.
Hee Kyung sewot, kau mau saya menyuapimu dengan kotoranku?
Bu Hong : Pergilah ke kamar mandi di kamar tidur utama.
Hee Kyung : Kamar tidur utama.
Hee Kyung pribadi kesana.
Bu Hong : Kau sanggup buang air di celana. Pegangi bokongmu.
Tapi nampaknya terlambat. Hee Kyung sudah pup di celananya alasannya yakni celananya terlihat basah.
Sebuah kamar dipenuhi boneka-boneka seram. Sudah terperinci itu kamar Ju Kyung.
Dan benar saja, itu memang kamar Ju Kyung. Ju Kyung di kasurnya sedang memandang tiket konser grup band metal sambil senyum-senyum.
Lalu ia membaca puisi yang ia tulis di kartu pesan. Itu untuk Hyun Bin.
Ju Kyung : Untuk Kak Hyun Bin. Kau bodoh. Kau orang ndeso yang tidak tahu perasaanku. Dan saya orang ndeso yang cuma menyukaimu. Bodoh, kenapa saya tidak tahu perasaanmu?
Ju Kyung ketawa sendiri.
Lalu Ju Kyung mengambil salah satu boneka zombienya. Dia berkhayal, boneka itu yakni Hyun Bin.
Ju Kyung : Maukah kau berkencan denganku?
Ju Kyung kemudian bersiap mencium bonekanya, seolah itu Hyun Bin.
Bersamaan dengan itu, Ju Young masuk sambil marah-marah. Dia memerintahkan Ju Kyung mengecilkan volume musik yang Ju Kyung putar.
Tapi menyaksikan Ju Kyung yang monyongin bibir, Ju Young pribadi masang tampang jijik.
Ju Young : Aku lebih baik menjadi buta.
Ju Kyung pun melempari Ju Young dengan bantal.
Setelah Ju Young keluar dari kamarnya, ia kembali ketawa-ketiwi menimbang-nimbang hari esok dimana ia akan nembak Hyun Bin.
Di halte, foto Se Yeon ditempeli memo sama fans nya. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun dan berharap Se Yeon senang di Surga.
Dua gadis membaca memo dari fans Seo Yeon. Mereka merasa fans Se Yeon sungguh aneh, alasannya yakni sebelumnya mereka ngejelekin Se Yeon namun kini akal-akalan murung Se Yeon meninggal.
Ju Kyung hingga di halte dan pribadi duduk. Dia senang banget alasannya yakni hari ini ia bakal ngungkapin cintanya ke Hyun Bin.
Ju Kyung lantas menuliskan perasaannya di sosmed nya.
Tak lama, ia mendapat banyak banget komentar yang menyemangatinya. Ju Kyung makin optimis.
Bus jadinya datang. Ju Kyung naik bareng penumpang lain. Bus nya terguncang. Ju Kyung berupaya sebaik-baiknya mempertahankan kuenya.
Bus berhenti di halte berikutnya. Se Mi dan dua sohibnya naik. Para siswa dan seisi bis pribadi gempar dan memberinya jalan hingga menghasilkan Ju Kyung terdorong ke jendela. Para siswa itu bergegas menyampaikan Se Mi kawasan duduk.
Ju Kyung bahkan hingga terduduk di pangkuan seorang siswa.
Siswa itu pribadi murka dan menyaksikan Ju Kyung dengan tampang jijik.
“Apa yang kau lakukan?”
Ju Kyung pribadi berdiri dan minta maaf, kemudian ia menganalisa kuenya dan lega kuenya baik-baik saja.
Ju Kyung hingga di kelasnya. Dia menaruh kuenya di mejanya dengan hati. Tapi sehabis menaruh kuenya, ia gak sengaja nabrak Se Mi.
Se Mi menatapnya tajam. Ju Kyung yang takut, pribadi bilang ia akan pergi berbelanja mandu.
Teman-teman Se Mi pun ngetawain Ju Kyung.
Se Mi kemudian menyaksikan kotaknya Ju Kyung.
“Apa ini?” tanya Se Mi.
Teman-teman Se Mi pribadi mendekat.
Se Mi membukanya. Mereka pun mencibir kuliner ringan manis kering produksi Ju Kyung.
Se Mi juga membaca puisi Ju Kyung.
Se Mi pun pribadi tanya ke Hye Min, apa Ju Kyung mau mengajak Hyun Bin kencan hari itu.
Hye Min tergagap menjawabnya, itu…
Se Mi cs pun kesal.
“Kenapa kau tidak sanggup bicara dengan benar?”
“Aku mengetahui kenapa ia berteman dengannya.”
Se Mi cs nyamperin Hyun Bin. Hyun Bin terperinci senang disamperin Se Mi.
Se Mi sok manis. Dia tanya, apa Hyun Bin kencan sama Ju Kyung.
Hyun Bin kaget, apa? Kenapa kau bertanya?
Se Mi : Kau idak tahu betapa terkejutnya saya di saat mendengarnya. Dibandingkan lelaki ganteng sepertimu, ia seseorang yang berada jauh di bawah sana yang tidak patut mendapatkanmu. Level kalian sungguh berbeda.
Hyun Bin : Ya, pasti saja.
Se Mi : Kau terlalu baik kepadanya alasannya yakni kau sungguh baik. Aku percaya alasannya yakni itu ia menduga patut mendapatkanmu.
Hyun Bin : Ya. Aku condong bersikap baik.
Se Mi : Sejujurnya, di saat mendengar perihal kau dan Ju Kyung, saya betul-betul kesal.
Hyun Bin : Aku bersalah alasannya yakni membuatmu merasa menyerupai itu. Aku betul-betul berengsek. Sungguh.
Hyun Bin memukuli parasnya alasannya yakni merasa bersalah udah bikin Se Mi ngerasa kayak gitu.
Se Mi : Hyun Bin, jangan jalankan itu pada dirimu. Wajah tampanmu itu akan terluka.
Se Mi pamit. Dia bilang, hingga jumpa lain kali.
Hyun Bin : Lain kali? Kapan? Hari ini? Aku punya waktu sekarang.
Se Mi : Tidak usang lagi.
Hyun Bin : Baiklah, Se Mi. Aku akan mengirimimu pesan. Sampai jumpa.
Se Mi cs pun pergi.
Bu Hong lagi di salon. Dia mengukur alis pelanggannya pakai penggaris. Bu Hong bilang sempurna. Pelanggannya senang dan memujinya. Dia bilang Bu Hong yang terbaik.
Pelanggannya kemudian ingin berpangku tangan sambil minum kopi. Bu Hong mengizinkan.
Selanjutnya, ibu melayani konsumen yang melaksanakan perawatan wajah. Dia pingin parasnya terlihat alami. Yang sebelumnya terlalu terang katanya.
Bu Hong tersenyum dan mengiyakan. Pelanggan yang diukur alisnya sama Bu Hong balik lagi dan tanya kemana Pak Im.
Bu Hong bilang tidak tahu.
“Dia sering menyaksikan ponsel belakangan ini.”
Pelanggan Bu Hong yang melaksanakan perawatan wajah curiga Pak Im selingkuh.
Bu Hong bilang gak dilema Pak Im menduakan asalkan Pak Im gak sanggup dilema perihal uang.
Tiba-tiba, dua lelaki menyerupai preman datang.
Bu Hong memandang mereka tajam.
“Kenapa? Kau ingin alismu dirapikan?”
“Dimana istri Lim Jae Pil?” tanya salah satu dari mereka.
Ju Kyung dan Hyun Bin berjumpa di belakang sekolah. Ju Kyung menyampaikan kado yang dibuatnya sendiri pada Hyun Bin.
Hyun Bin tanya, apa itu.
Ju Kyung : Ini tiket konser, kuliner ringan manis yang kupanggang, dan…
Hyun Bin : Lalu apa?
Ju Kyung pun menghimpun keberaniannya, kemudian mengungkapkan perasaannya ke Hyun Bin.
Hyun Bin terkejut Ju Kyung menembaknya.
Tapi Hyun Bin menolak Ju Kyung dengan cukup jahat.
Hyun Bin : Aku ini Hyun Bin. Wang Hyun Bin. Kau pikir saya akan setuju berkencan denganmu?
Ju Kyung : Waktu itu kau bilang saya anak baik, dan selera kita sama.
Seseorang merekam Ju Kyung yang ditolak Hyun Bin.
Hyun Bin : Aku bersikap baik alasannya yakni kasihan kau dikucilkan. Tapi apa? Jika kau tidak cantik, setidaknya kau mesti cerdas. Apa kau sebodoh itu?
Hyun Bin juga mencampakkan kado dari Ju Kyung.
Hyun Bin : Jika kau punya waktu untuk melaksanakan ini, cobalah becermin.
Hyun Bin kemudian pergi.
Setelah Hyun Bin pergi, Se Mi cs muncul. Ternyata mereka lah yang merekam Ju Kyung. Hye Min juga ikut merekam Ju Kyung.
Se Mi mengarahkan videonya ke Ju Kyung.
Se Mi : Kau lihat itu? Astaga. Ju Kyung yang malang. Itu gadis terjelek di sekolah kami mengajak seorang lelaki berkencan. Tepuk tangan. Terakhir, mari kita dengar bagaimana rasanya ditolak dengan dingin. Luar biasa. Kau terlihat sungguh jelek. Lihat kepalanya.
Ju Kyung meminta Se Mi berhenti, namun Se Mi terus saja merekam Ju Kyung.
Ju Kyung nangis dan sedikit mendorong Se Mi.
Sung Yong murka Se Mi didorong dan balas mendorong Ju Kyung.
Ju Kyung pun tanya, argumentasi Se Mi cs membencinya.
Se Mi sambil menoyor kepala Ju Kyung pun menyampaikan argumentasi ia tidak senang Ju Kyung. Karena Ju Kyung jelek.
Hye Min kasihan menyaksikan Ju Kyung namun ia tak berani menolong Ju Kyung.
Ju Kyung berlari pergi.
Sambil berlangsung menyusuri jalanan, Ju Kyung membaca komentar atas videonya yang ditolak mentah-mentah oleh Hyun Bin.
Ada yang bilang selera Ju Kyung jelek alasannya yakni menggemari Hyun Bin yang jelek.
Tapi ada juga yang menghina Ju Kyung dengan menyampaikan Ju Kyung jelek.
Ada lagi yang bilang, jikalau jadi Ju Kyung, maka ia akan aib untuk bersekolah.
Ju Kyung pun menangis kencang.
Dia terus berlangsung dan tak sengaja menabrak seorang pria.
Bukannya menolong, lelaki itu malah mendengus kesal kemudian pergi.
Tangis Ju Kyung kian kencang.
Ju Kyung yang kecewa, jadinya berbelok ke suatu gedung.
Ju Kyung mencuci mukanya. Lalu ia memakai kacamatanya dan memandang parasnya di cermin.
Dia teringat penolakan Hyun Bin serta kata-kata Se Mi tadi.
Ju Kyung marah. Dia melemparkan kacamatanya ke cermin, kemudian melangkah mundur ke arah pintu dan menjatuhkan dirinya.
Ju Kyung kemudian membayangkan dirinya dihina seisi kelas alasannya yakni video itu.
Ju Kyung : Tidak ada yang menyukaiku. Bagaimana saya sanggup bersekolah besok?
Kamera menyorot kacamata Ju Kyung di lantai yang pecah sehabis dilemparkan Ju Kyung ke cermin tadi.
Sekarang Ju Kyung ada di lift. Lift naik ke lantai atas.
Lift jadinya berhenti. Ju Kyung keluar dan tiba di atap gedung.
Ju Kyung ingin bunuh diri!! Omo… Tapi di saat menyaksikan ke bawah, ia sedikit takut.
Ju Kyung kemudian menyaksikan foto Se Yeon di layar rakasa.
“Selamat ulang tahun ke-18, Mengenang Jeong Se Yeon.” bunyi caption yang tertulis di foto.
Ju Kyung : Tragis sekali. Dia akan berusia 18 tahun.
Usai menyaksikan foto Se Yeon, Ju Kyung pun mengurungkan niatnya bunuh diri. Dia bilang tidak ingin mati.
Layar raksasa kemudian memperlihatkan foto iklan kosmetik.
Ju Kyung merasa dingin sekali.
Seorang siswa yang masih memakai seragamnya tiba-tiba timbul di atap. Dia menyaksikan Ju Kyung berdiri di bibir atap.
Sontak, siswa itu pribadi berlari ke arah Ju Kyung. Dia menawan Ju Kyung dari bibir atap, hingga keduanya jatuh dan earphone siswa itu jatuh.
Kacamata Ju Kyung jatuh ke bawah gedung di saat siswa itu menariknya tadi.
Siswa itu lega sukses menyelamatkan Ju Kyung.
Ju Kyung sempat terkejut sesaat sehabis ditarik oleh siswa itu, namun ia kemudian sadar dan tergesa-gesa berdiri.
Ju Kyung pun sibuk mencari kacamatanya. Dia bilang ia gak sanggup lihat tanpa kacamata.
Siswa itu marah, apa yang akan kau jalankan tadi! Kau hendak melompat? Kau sudah gila? Apa kau sudah gila? Apa yang sungguh sukar hingga membuatmu ingin mati? Kenapa kau ingin merelakan nyawamu menyerupai ini?
Ju Kyung mau menerangkan kalau ia gak bertujuan melompat namun siswa itu terus memarahinya.
“Kau mesti berupaya menangani kesulitan. Pernahkah kau menimbang-nimbang betapa sedihnya orang-orang yang kau sayangi? Seseorang mungkin selamanya hidup dengan rasa bersalah alasannya yakni tidak sanggup menyelamatkanmu. Tidak ada yang sanggup kau jalankan untuk orang yang sudah mati. Jadi, jangan mati.”
Ju Kyung terpana mendengarnya.
Siswa itu kemudian mengambil earphonenya yang jatuh kemudian beranjak pergi. Tapi ia berbalik lagi memandang Ju Kyung.
“Kenapa kau tidak ikut? Kenapa kau tidak ikut? Apakah agar sanggup melompat sehabis saya pergi?”
“Tidak. Bukan begitu. Hanya saja… kacamataku…”
Ju Kyung terus mencari kacamatanya.
Siswa itu mulai beranjak pergi.
Ju Kyung yang menyaksikan siswa itu mulai pergi, jadinya mengikuti siswa itu pergi.
Ju Kyung meraba-raba menuruni tangga. Siswa itu tiba di depan lift dan menyaksikan ada goresan pena pemeliharaan lift yang terpasang di depan lift.
Siswa itu pun terpaksa menuruni tangga.
Ju Kyung galau dan tanya apa liftnya rusak.
Ju Kyung kemudian berteriak, minta siswa itu menunggunya.
Ju Kyung berupaya turun sambil meraba-raba.
Ju Kyung : Kau menjatuhkan kacamataku dan kini saya tidak sanggup melihat. Aku buta tanpa kacamataku. Tanpanya, saya bahkan tidak sanggup membedakan kotoran dengan doenjang.
Siswa itu dingin dan terus berjalan, namun ia terkejut di saat mendengar bunyi seseorang jatuh.
Ju Kyung jatuh, namun untungnya ia tidak apa-apa.
Ju Kyung mengundang siswa itu lagi.
Ju Kyung : Permisi, kau sudah pergi?
Tapi alasannya yakni siswa itu gak menyahut, Ju Kyung pikir siswa itu udah pergi.
Ju Kyung nangis dan merutuki nasibnya yang sial.
Tapi siswa itu tiba-tiba datang.
Ju Kyung gak sanggup menyaksikan wajah siswa itu dengan benar.
Ju Kyung : Kulihat kau belum pergi.
Siswa itu minta Ju Kyung pegang tangannya. Tapi pas Ju Kyung sudah menjangkau tangannya dan ia mau menawan Ju Kyung agar Ju Kyung sanggup berdiri, Ju Kyung gak sengaja megang pantatnya.
Siswa itu pribadi menjauh dan marah.
“Hati-hati dengan tanganmu!”
“Aku tidak bertujuan merabamu.”
Siswa itu kemudian memerintahkan Ju Kyung naik punggungnya.
Ju Kyung menurut.
“Aku tahu saya lebih berat dibandingkan dengan kelihatannya, Paman.”
“Siapa yang kau panggil Paman?”
Ju Kyung gak jawab dan mengajukan pertanyaan lagi.
“Paman, kenapa kau ada di atap…”
“Bi, berhentilah berbisik.”
“Suaraku yang bergema itu menakutkan, itu alasannya. Selain itu, saya bukan perempuan tua. Kau tidak lihat saya memakai seragam sekolah? Mungkinkah kau mengenal seseorang yang ada di atap sepertiku?”
Sontak, siswa itu pribadi berhenti jalan mendengar kata-kata Ju Kyung.
“Itu masuk akal. Kau menarikku ke kawasan yang aman, namun malah marah. Aku bertanya-tanya adakah orang di sekitarmu yang meninggal…”
Siswa itu memotong kalimat Ju Kyung. Dia bilang jikalau Ju Kyung bicara lagi ia akan meninggalkan Ju Kyung.
Siswa itu kemudian mengeluhkan tubuh Ju Kyung yang berat.
Ju Kyung memberi semangat, namun ia pribadi membisu di saat siswa itu menoleh ke arahnya.
Sampai di depan lift, siswa itu menyaksikan satpam gedung keluar dari lift.
“Paman bukankah liftnya rusak?” tanya siswa itu.
“Itu cuma investigasi pemeliharaan. Kau tidak mendengar pengumumannya?” jawab satpam.
Siswa itu pribadi membisu dan menurunkan Ju Kyung. Dia kesal, udah capek2 gendong Ju Kyung namun ternyata liftnya gak rusak. Ju Kyung bilang harusnya mereka menanti saja tadi
Akhirnya mereka berdua masuk ke lift.
Siswa itu mengirim Ju Kyung ke taksi. Setelah Ju Kyung masuk taksi, ia menutup pintu taksi dan pergi gitu aja.
Tapi Ju Kyung memanggilnya lagi.
“Paman.”
Siswa itu kesal, lagi-lagi paman.
Dia kemudian berbalik dan mengajukan pertanyaan dengan galak, apa.
“Begini, saya tahu saya tidak berhak menyampaikan ini, namun bersemangatlah. Orang yang meninggal tidak mau mereka yang ditinggalkan menderita terlalu lama. Karena itu kau kau berbahagia. Harus ya.” ucap Ju Kyung.
Ju Kyung kemudian minta supir taksi mengantarnya ke Bucheon.
Siswa itu termangu mendengar kata-kata Ju Kyung.
Di taksi, Ju Kyung galau sendiri ama dirinya. Dia heran sendiri kenapa ia ke atap padahal gak punya nyali buat lompat ke bawah.
Ju Kyung kemudian nangis alasannya yakni kacamatanya. Dia bilang, ia gres berbelanja kacamata itu. Dia percaya ibunya akan murka jikalau tahu kacamatanya hilang.
Tiba-tiba, Ju Kyung teringat sesuatu.
Ternyata, Ju Kyung sempat ninggalin pesan bunuh diri ke ibunya di saat sudah di atap.
Ju Kyung bilang ia pengen denger bunyi ibunya.
Tapi kemudian ia meralat ucapannya. Dia bilang lebih baik begitu alasannya yakni jikalau ia mendengar bunyi ibunya, ia takkan sanggup mati.
Ju Kyung berterima kasih alasannya yakni sudah dilahirkan dan dibesarkan selama 18 tahun. Dia juga mengucapkan janji, akan lahir kembali selaku putri ibunya di kehidupan berikutnya.
Ju Kyung : Saat itulah kita akan berjumpa lagi. Saat itu terjadi, mudah-mudahan saya sanggup memiliki wajah yang dianggap siapa saja cantik.
Ju Kyung panic, ia takut ibunya sudah mendengar pesan suaranya.
Ju Kyung menghubungi ibunya sambil terus berharap kalau sang ibu belum mendengarnya. Dan ia makin panic alasannya yakni ibunya gak menjawab telepon dia.
Di rumah Ju Kyung sedang terjadi perang dunia ketiga. Itulah kenapa ibu tak sanggup menjawab telepon dari Ju Kyung.
Hee Kyung dan Ju Young berupaya menenteng ibu mereka ke kamar di saat menyaksikan sang ibu mau mengamuk.
Ibu marah, lepaskan ibu brengsek!
Ibu memandang tajam ayah.
“Mereka menerima kapal sarat harta karun di bersahabat Pulau Ulleung? Kau sungguh memercayai itu?” tanya ibu ke ayah.
“Jika dipikir-pikir, itu tidak sepenuhnya mustahil. Pada tahun 1905, di saat Perang Rusia-Jepang…”
Ibu bilang ia tak peduli sama perang Rusia-Jepang dan ia akan memperlihatkan menyerupai apa perang itu.
Hee Kyung dan Ju Young kian erat memegangi ibu.
Ayah takut, kapal terkenal tenggelam di saat perang. Itu fakta sejarah.
Ibu makin emosi.
“Hidupku nyaris tenggelam karenamu. Kau pikir 500.000 dolar gampang didapat? Kenapa kau menginvestasikan duit sebanyak itu? Usiamu 50 tahun dan kita masih mengeluarkan duit uang sewa!” jawab ibu sambil menendang ayah.
Anak-anak memerintahkan ayah minta maaf pada ibu.
Ayah pribadi berlutut dan minta maaf.
“Yeobo. Hyun Sook-ssi, saya sungguh minta maaf.”
“Jangan berharap saya memaafkanmu. Aku akan membunuhmu hari ini dan membiarkan diriku dipenjara.”
Ibu mengejar ayah. Ayah pribadi lari, menyingkir dari ibu.
Ibu kemudian melempari ayah dengan barang-barang yang ada di sofa.
Tapi ayah sanggup menghindar.
Terakhir ibu melempar ayah dengan ponselnya namun gak kena.
Ayah terkejut dan memandang ibu. Ibu memandang tajam ayah.
Siswa yang menolong Ju Kyung masuk ke kamarnya yang mewah. Dia melepas jaketnya, kemudian menyimpan jaketnya di lemari.
Dia juga menggantung earphone nya dan menaruh ponselnya di meja, kemudian masuk ke kamar mandi.
Di kamar mandi, ia menyaksikan sikunya memar alasannya yakni menolong Ju Kyung tadi. Tapi ia juga teringat sama Se Yeon.
Flashback…
Ju Kyung ingin bunuh diri. Dia sudah berdiri di bibir atap.
Tepat di saat itu, siswa itu tiba dan menyaksikan Ju Kyung. Melihat Ju Kyung di bibir atap, ia teringat Se Yeon yang berdiri di kawasan yang serupa dengan Ju Kyung.
Se Yeon menoleh, memandang siswa itu dengan tatapan sedih.
Sontaklah, siswa itu pribadi lari dan menawan Ju Kyung dari bibir atap. Saat itulah, ia mendapat memar.
Flashback end…
Selesai mandi, siswa itu duduk di depan mejanya dan menimbang-nimbang kata-kata Ju Kyung tadi.
Lalu ia mengambil suatu gelang dari atas mejanya. Dia memandang gelang itu beberapa saat, sebelum jadinya menaruhnya di dalam laci kecilnya.
Bersambung ke part 2…