Tentangsinopsis.com – Sinopsis True Beauty Episode 1 Part 2, Baca juga daftar lengkap di goresan pena yang ini. Untuk Kamu yang ingin tahu Episode sebelumnya baca di sini.
Ju Kyung tergesa-gesa masuk rumahnya, namun begitu masuk, ia menyaksikan Hee Kyung, Ju Young dan ibunya sudah berkumpul. Ditambah ibunya menangis dan bilang mau mati saja.
Ju Kyung nangis dan pribadi mendekati ibunya. Dia melarang ibunya mati.
Bu Hong pun memeluk ketiga anaknya.
Bu Hong : Ibu sulit dipercayai sanggup meninggalkan kalian. Mari kita mati bersama. Mari kita laksanakan itu.
Tapi Ju Kyung malah salah paham. Dia fikir, ibunya begitu sebab pesan bunyi dari dia.
Ju Kyung : Aku tidak akan menyampaikan itu lagi, jadi, jangan menangis.
Bu Hong : Bagaimana sanggup ibu tidak menangis? Hidupku yang malang ini.
Ju Kyung : Semua ini sebab saya jelek. Kak Hee Kyung dan Ju Young lahir dengan rupa menyerupai ayah. Tapi saya tidak. Itulah alasannya.
Hee Kyung pribadi melirik Ju Young. Ju Young menghela napas.
Bu Hong bingung, apa?
Ju Kyung : Itu benar. Aku jelek sebab menyerupai ibu.
Bu Hong : Apa katamu?
Hee Kyung : Bisakah kamu mengetahui apa yang terjadi?
Ju Young juga memerintahkan Ju Kyung diam.
Tapi Ju Kyung terus mengoceh.
Ju Kyung : Aku tidak akan mati, jadi, izinkan saya menjalani operasi plastik. Itu akan menyelesaikan semuanya.
Bu Hong marah, apa kamu sudah gila? Kenapa kamu mengharapkan operasi plastik? Apa kamu mau diusir?
Ju Kyung : Hidup ibu lebih baik bareng putri yang anggun ketimbang jelek.
Bu Hong : Jangan memperburuk keadaan. Pergilah. Enyahlah!
Hee Kyung dan Ju Young pribadi menenteng Ju Kyung ke kamar.
Di kamarnya, Ju Kyung menyaksikan berupaya menelpon Hye Min. Tapi kemudian ia ingat di saat tadi Hye Min ikut merekamnya pas ia dibully Se Mi cs. Ju Kyung betul-betul tidak punya teman. Temannya cuma Hye Min di daftar kontaknya.
Ju Kyung pun akibatnya batal menelpon Hye Min, meski panggilannya sudah tersambung.
Lalu Ju Kyung menyaksikan pesan yang ia kirimkan ke Hye Min pagi tadi, sebelum ia berangkat sekolah.
“Hye Min, kamu sudah bangun? Ini harinya!”
“Aku sungguh nervous soal mengajaknya berkencan”
Ju Kyung juga ngirimin foto masakan ringan manis yang dibuatnya untuk Hyun Bin.
Ju Kyung : Kurasa cuma saya yang menerka kita berteman. Mulai besok, saya betul-betul akan sendirian. Aku ingin berhenti sekolah.
Hee Kyung masuk. Ju Kyung pun pribadi merebahkan tubuhnya.
Hee Kyung : Ju Kyung-ah, kamu tidur?
Ju Kyung : Aku gres mau tidur.
Hee Kyung : Ibu dan saya akan pergi minum soju. Tidurlah, ya?
Hee Kyung pergi.
Ju Kyung nangis lagi, semestinya saya tidak meninggalkan pesan bunyi itu. Itu cuma menghasilkan ibu sedih.
Sambil minum soju, Bu Hong dongeng jikalau ia sungguh bangga bahkan hingga tidak sanggup tidur berhari-hari setelah berbelanja apartemen yang mereka tinggali sekarang.
Hee Kyung : Ibu akan memasarkan rumah?
Bu Hong : Apa lagi yang sanggup ibu lakukan? Kita tidak sanggup mencari penyewa untuk rumah usang kita, jadi, kita tidak sanggup menjualnya dengan harga bagus. Ibu akan memasarkan rumah ini, melunasi utangnya, dan pindah ke tempat tinggal lama.
Hee Kyung : Jangan laksanakan itu. Aku akan menemukan duit pesangonku di wajah dan mencari pinjaman…
Bu Hong marah. Dia bilang ia lah yang mesti bertanggung jawab menangani kekacauan yang dibentuk ayah mereka.
Bu Hong : Kalian belum dewasa tidak mengerjakan kesalahan!
Hee Kyung : Suruh ayah pulang. Seharusnya tidak ibu usir dengan busana dalam di tengah cuaca ini.
Bu Hong : Terserah. Ibu tidak acuh di mana ia tidur malam ini.
Lah Pak Hong malah tidur di salonnya Bu Hong. Pak Hong yang lagi tidur, hingga mimpi dan mohon-mohon maaf sama Bu Hong dalam tidurnya hingga terjatuh.
Ju Kyung udah tidur, namun ponselnya berbunyi. Ada notifikasi masuk. Ju Kyung bangkit dan membaca komentar orang2 soal statusnya tadi jikalau ia bakal nembak Hyun Bin.
Mereka ingin tau Ju Kyung diterima apa tidak.
Ju Kyung pun membalas komen mereka.
Ju Kyung : Hai, Teman-teman. Sejujurnya, saya ditolak. Kurasa orang-orang tidak menyukaiku sebab saya jelek.
Orang-orang kemudian memerintahkan Ju Kyung berupaya menemukan nilai yang baik dan menjalani operasi plastik.
Ju Kyung : Aku tidak pintar dan tidak diizinkan operasi plastik.
Ju Kyung kemudian membaca salah satu komentar.
“Kau memakai riasan? Kau sanggup mengatasinya dengan riasan.”
Orang yang mengantarkan komentar itu, juga mengirimi Ju Kyung link video soal make up.
Ju Kyung membukanya. Dia tertarik.
Besoknya, Ju Kyung jadi sentra perhatian di sekolah. Ju Kyung bertanya-bertanya, apa itu sebab videonya atau sebab ia sudah berganti jadi cantik.
Sampai di kelas, Ju Kyung tambah diledek. Ternyata Ju Kyung ke sekolah dengan riasan yang aneh.
Malamnya, petir menggelegar. Hujan turun dengan deras.
Di rumah, Bu Hong menelepon biro real estate, minta tolong menjualkan rumahnya.
Selesai menelpon, Bu Hong dikagetkan dengan Ju Kyung yang nongol tiba-tiba.
Ju Kyung : Eomma.
Bu Hong marah, apa yang kamu laksanakan pada wajahmu! Kau hendak memberi ibumu serangan jantung!
Ju Kyung : Aku memakai riasan. Apakah absurd sekali?
Bu Hong : Riasan? Itu riasan panggung. Untuk hantu. Apa kamu syuting film horor? Bilas kini juga.
Ju Kyung kemudian bilang jikalau ia malu untuk sekolah dan membujuk ibunya agar ia pindah sekolah.
Bu Hong pun bilang Ju Kyung mesti pindah meski tak mau.
Bu Hong : Kita pindah kembali ke tempat tinggal lama, jadi, kamu memang mesti pindah.
Mendengar itu, Ju Kyung senangnya gak ketulungan.
Bu Hong tambah heran dengan perilaku Ju Kyung.
Ju Kyung bilang ia sungguh senang sebab akan pindah.
Bu Hong emosi dan menghantam punggung Ju Kyung.
Bu Hong : Apa kamu mengejek ibu sekarang?
Ju Young pulang dan juga terkejut menyaksikan wajah Ju Kyung
“Oh, my eyes!” ucapnya sambil memegangi kedua matanya.
Ju Young kemudian bilang, Ju Kyung nyaris membunuhnya dengan wajahnya.
Ju Kyung marah, Ju Young-ah, kamu mau mati!
Bu Hong sewot dan mukul Ju Kyung lagi.
Bu Hong : Kenapa kamu mau membunuh putra kesayangan ibu? Kenapa?
Di kamar, Ju Kyung menyaksikan parasnya yang masih memakai riasan di cermin.
Ju Kyung : Film horor? Jika saya bersekolah menyerupai ini…
Ju Kyung kemudian memotret parasnya dan mengunggahnya di SNS.
Ju Kyung : Apakah riasanku terlihat sungguh aneh? Aku ingin menyingkirkan gambaran murid terkucil sebelum pindah. Tolong aku.
Orang-orang pribadi meninggalkan komentar.
Dia bilang Ju Kyung menyerupai monster. Ada juga yang memerintahkan Ju Kyung membersihkan alis lebih dahulu sebab alis Ju Kyung kayak ulat.
Ju Kyung menyaksikan alisnya.
“Alisku memang menyerupai ulat.”
Ju Kyung kemudian diberi panduan memakai make up.
Ju Kyung memotong labu setannya dengan cutter.
Terdengar narasi Ju Kyung.
“Itu insiden besar yang nyaris menghasilkan ibu dan ayah bercerai, namun bagiku, itu cita-cita untuk suatu kehidupan baru.”
Hari demi hari, Ju Kyung menghabiskan waktunya dengan berbelanja tata rias dan menuntut ilmu make up.
Ju Kyung juga sudah kembali memajang boneka barbie nya.
Ju Kyung menuntut ilmu memakai lensa kotak juga dan kagum dengan hasilnya.
Siswa yang membantu Ju Kyung, pergi ke toko komik misteri.
Si pemilik toko lagi asik dengerin musik melalui headset.
Siswa itu tanya, apa seri gres komiknya sudah keluar.
“Ya. Aku mendapatkannya tadi, jadi, kuletakkan di rak buku. Kau sudah usang tidak datang.”
Siswa itu pribadi menuju rak.
Di rak berjejer buku komik yang salah satu judulnya adalah, “Kau yaitu Iblis”.
Pemilik toko bilang siswa itu tak berganti sedikit pun padahal udah 10 tahun berlalu.
Siswa itu kemudian protes sebab halaman pertama komiknya sobek.
Pemilik toko bilang mungkin anak pertama yang meminjamnya yang merobeknya.
Siswa itu kesal, kenapa? Itu sungguh buruk.
“Tidak bisakah halaman pertama kamu lewatkan dan mulai dari halaman dua? Menurutku kamu sanggup mengikuti ceritanya bahkan tanpanya.”
“Kau menyanyikan lagu kebangsaan dimulai dari bait kedua? Kau melalaikan paruh pertama pertarungan sepak bola dan cuma menonton paruh keduanya? Kau niscaya melalaikan Januari dan bersusah payah dari Februari. Itu tidak memengaruhi usiamu.”
“Kau benar sekali. Aku akan pribadi memesan yang baru. Aku akan meneleponmu begitu tiba, jadi, di saat tiba besok…”
Siswa itu pergi dengan kesal.
“Dia betul-betul tidak berubah.”
Pak Hong membangunkan Ju Kyung. Dia bilang mereka nyaris sampai.
Mereka dalam perjalanan ke tempat tinggal gres dan nyaris sampai.
Mobil pick up yang mereka tumpangi berpapasan dengan siswa itu yang gres saja keluar dari toko buku komik.
Sepanjang perjalanan, Ju Kyung tidur sambil maskeran.
Ju Kyung pun bangkit dan masker hitamnya pribadi terlempar keluar.
Masker Ju Kyung melayang dan mendarat di wajah siswa itu.
Ju Kyung kaget, bagaimana ini?
Siswa itu pribadi memandang kesal ke arah kendaraan beroda empat pick up Ju Kyung.
Ju Kyung sambil memandang siswa itu dari spion, minta maaf. Dia tak ingat itu yaitu orang yang menolongnya di saat ia mau bunuh diri.
Pagi itu, Ju Kyung sedang memasang lensa kontak berwarna cokelat ke matanya.
Setelah itu ia memakai riasan.
Usai merias wajahnya, ia menaruh name tag nya selaku siswa Sekolah Menengan Atas Yongpa di meja.
Diluar, ayah dan ibu lagi sarapan sama Hee Kyung.
Ibu : Aku benci rumah ini. Aku bersusah payah untuk pindah. Aku melangkah maju dalam kehidupan, namun kembali ke awal. Delapan tahun sia-sia.
Hee Kyung : Jadi, ibu delapan tahun lebih muda?
Ibu kesal, ayolah.
Ayah : Bukankah menggembirakan sanggup kembali? Tidakkah kamu teringat masa romantis selaku pengantin baru?
Ibu : Romantis apanya?
Ibu kemudian berteriak, memerintahkan Ju Kyung sarapan.
Tapi Ju Kyung nya udah keburu turun dan bilang ia tidak berselera.
Ibu, ayah dan Hee Kyung terkejut menyaksikan Ju Kyung.
Ju Young yang gres keluar kamar juga kaget. Mereka nyaris tak mengetahui Ju Kyung.
Meninggalkan Sekolah Menengan Atas Yongpa, Ju Kyung masuk ke Sekolah Menengan Atas Saebom.
Ju Kyung jadi sentra perhatian di hari pertamanya. Tapi kali ini, sebab ia cantik.
Sekarang, Ju Kyung dan Ju Young sama-sama di ruang guru.
Mereka bareng guru yang hendak jadi walikelas mereka masing-masing.
Walikelas lagi meriksain nilai mereka.
Ju Kyung dan Ju Young saling menggerutu.
Ju Young : Jangan akal-akalan angun!
Ju Kyung : Jangan akal-akalan jadi murid teladan!
Wali Kelas Ju Kyung manggil Ju Kyung.
“Meski kawasan tinggalmu tidak terlampau jauh, bapak percaya kamu belum sepenuhnya beradaptasi.”
Ju Kyung bilang ia tinggal disana hingga usia 10 tahun jadi tak masalah.
Wali Kelas kemudian menampilkan kartu pelajar Ju Kyung.
Wakil Kepala Sekolah masuk.
“Kudengar murid barunya dahulu menduduki peringkat pertama. Itu niscaya dia.” ucapnya sambil berlangsung ke arah Ju Kyung.
“Bukankah ia terlihat menyerupai murid yang nilainya bagus?” ucapnya namun pas liat nilai Ju Kyung, ia pribadi diam.
Wakil Kepala Sekolah kemudian beralih ke Ju Young. Dia yakin, Ju Young lah siswa peraih nilai bagus itu.
Wali Kelas Ju Young pamit. Dia bilang ia dan Ju Young akan pergi.
Wali Kelas Ju Kyung menenangkan Ju Kyung.
“Dia wakil kepala sekolah, namun jangan terganggu dengan ucapannya. Nilai tidak senantiasa bermakna segalanya.”
Siswa yang membantu Ju Kyung masuk. Wakil Kepala Sekolah pribadi memujinya.
“Ternyata murid terbaik di kelasnya! Pantas saja tiba-tiba lebih cerah di sini.”
Ju Kyung terpesona menyaksikan siswa itu. Dalam hati, ia bilang siswa itu tampan.
Siswa itu menampilkan selembar kertas ke wali kelas Ju Kyung yang ternyata yaitu wali kelasnya.
“Ini.” ucap siswa itu.
Ju Kyung merasa gak asing sama suaranya.
Siswa itu kemudian bilang ke Wali Kelas jikalau Wali Kelas sanggup minta tolong Ketua Kelas lain kali.
Ju Kyung masih terpesona dengan siswa itu.
“Astaga, saya tidak pernah berjumpa makhluk setampan itu.” batinnya.
Siswa itu pergi, namun Wali Kelas memanggilnya.
“Soo Ho-ya, ini murid pindahan yang masuk kelas kita. Bisakah kamu menemaninya?”
“Aku? Haruskah? Sungguh?” tanya Soo Ho.
“Ya, harus.” jawab Wali Kelas. Wali Kelas kemudian memerintahkan Ju Kyung mengikuti Soo Ho.
Bersambung ke part 3…