Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 3 Part 3, Apabila ingin menyaksikan bab lengkap dari seluruh episode di goresan pena yang ini. Silahkan cek juga part kedua untuk Episode sebelumnya baca di sini.
Di kamarnya, Dal Mi membuka kotak musik kado dari ayahnya.
Terdengar kata-kata halmeoni.
Halmeoni : Dia niscaya sudah tidur nyenyak alasannya merupakan mimpi indah. Sekarang mesti dibangunkan.
Dal Mi mengomentari bunyi kotak musiknya.
Dal Mi : Sudah kuduga.
Ji Pyeong tak oke dengan rencana halmeoni membuka seluruhnya di depan Dal Mi. Dia gak mau Dal Mi kecewa. Halmeoni bilang lebih baik kecewa kini ketimbang nanti.
Ji Pyeong : Kau benar, tapi…
Halmeoni memegang tangan Ji Pyeong. Terlihat kotak berisi sosis yang tadi ditusuk2 oleh mereka.
Halmeoni berterima kasih pada Ji Pyeong. Dia bilang, Ji Pyeong udah berupaya keras membantunya.
Ji Pyeong tanya, kapan halmeoni mau menginformasikan Dal Mi. Halmeoni bilang segera.
Malam pun tiba. Tapi Ji Pyeong gak sanggup tidur sama sekali. Ji Pyeong melirik jam nya. Sudah mau jam setengah 3.
Ji Pyeong tanya ke Young Sil kenapa ia tak sanggup tidur. Young Sil bilang, kelihatannya ada yang mengusik asumsi Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Ya, ada. Aku mesti bagaimana?
Young Sil : Tidurlah dengan nyenyak. Saat terbangun besok, kamu akan sanggup inspirasi gres untuk tuntaskan masalahmu.
Ji Pyeong : Ya, kamu benar.
Ji Pyeong manggil Yeong Sil lagi. Dia bilang tak sanggup tidur.
Yeong Sil : Sepertinya ada problem yang mengganggumu.
Ji Pyeong lantas menawan selimutnya, menjajal tidur.
Paginya, kita diperlihatkan acara In Jae di kantornya.
In Jae masuk ke ruangan stafnya.
In Jae : Rapatnya pukul 11 kan?
Staf nya mengiyakan.
In Jae kemudian pergi ke meja karyawannya yang lain.
In Jae : Aku ingin hurufnya agak lebih tebal. Bisa tambahkan pengaruh bayangan?
Karyawan In Jae eksklusif menjalankan perintah In Jae.
Salah satu karyawannya yang berjulukan I Su lewat. In Jae minta I Su mengkonfirmasi pesawatnya. I Su bilang, malam nanti ada rapat dewan.
In Jae kaget, rapat dewan? Pesawatku sebentar lagi.
Pimpinan Won dan Sang Su datang. Pimpinan Won bilang ia yang mengadakan rapat dewan.
In Jae memandang Sang Su.
Sang Su : Hei ia tiba-tiba…
Sang Su meralat ucapannya alasannya merupakan mereka lagi di kantor.
Sang Su : Maksudku, ia menelpon dan bilang ingin menemuimu, Bu.
In Jae tanya, kenapa Pimpinan Won mau menemuinya padahal mereka sudah berjumpa kemarin.
Pimpinan Won bilang kalau ia mau menyaksikan muka putri cantiknya sebelum sang putri pergi.
“Selain itu, ada yang akan ayah bahas.”
In Jae resah sendiri sang ayah bilang mau diskusikan sesuatu.
In Jae dan ayah tirinya bicara di kantin Nature.
Sang Su menghidangkan kopi untuk mereka bertiga.
Pimpinan Won : Kau kembali ke Korea setelah sekian lama, namun tak sanggup istirahat. Kau niscaya lelah.
In Jae : Tidak. Itu tak masalah.
Sang Su bilang In Jae bohong.
Sang Su : Dia tak sanggup tidur sama sekali kemarin. Lihat wajahnya, terlihat lelah.
Sang Su juga menyaksikan ada noda di lengan baju In Jae.
Sang Su : Itu noda kopi, kan?
In Jae eksklusif memegang tangan Sang Su yang menunjuk noda kopi di lengannya.
In Jae : Terima kasih sudah khawatir, namun sangat tak ada masalah.
Sang Su pun diam.
Pimpinan Won : Ayah terlalu egois. Sebagai ayahmu, ayah mesti amati kesehatanmu.
Pimpinan Won kemudian menyarankan In Jae menyerahkan Nature Morning di Korea pada Sang Su dan In Jae konsentrasi pada kantor di Amerika.
In Jae terkejut dan teringat kata-kata ibunya semalam.
Nyonya Cha : Dia anak kandungnya, mana mungkin ia cuma menjadi sekretarismu?
Sang Su sok nolak. Dia bilang tak patut menjadi CEO.
In Jae : Benar, Ayah. Para pegawai tak akan setuju. Investor juga tak akan terima jikalau tiba-tiba berganti CEO.
Pimpinan Won : Investor yang mana? Berapa saham ayah di sini?
Sang Su : Itu 72 persen. Ditambah sahamku 14 persen, jumlahnya menjadi 80, Maksudku, 86 persen.
Pimpinan Won : Sang Su dan ayah saja sanggup buka rapat pemegang saham dan menangkan semua. Perlu persetujuan siapa lagi?
In Jae mulai kesal.
Pimpinan Won tertawa.
Pimpinan Won : Tahu keseimbangan hidup dan kerja, ‘kan? Anggap saja ini ini piknik dari ayah dan kakakmu. Seimbangkan hidupmu.
In Jae murka namun tak sanggup protes.
Dal Mi mentraktir sunbae nya dan Seo Hyun. Sunbae tanya kenapa Dal Mi tiba-tiba mentraktirnya.
Dal Mi : Aku sanggup kado alasannya merupakan berhasil menciptakan sepuluh juta won.
Dal Mi berbincang kado kuponnya.
Sunbae : Hei, kamu buat rekor pendapatan tertinggi namun cuma sanggup 30 ribu won? Dan dengan kupon kantor?
Seo Hyun : Seperti kata pepatah, “Dia yang menabur, orang lain menuai.” Perkataanku benar, ‘kan? Tak ada gunanya menciptakan rekor. Hanya kita yang lelah.
Sunbae : Apa kamu bermaksud menyebut Dal Mi mudah diatur? Jaga mulutmu.
Dal Mi : Kenapa? Perkataannya benar. Aku berupaya keras dan hasilkan sepuluh juta won untuk mereka. Diberi duit untuk makan pasta. Aku memang mudah diatur.
Sekarang, mereka bertiga sedang menanti lift. Sunbae tanya, kontrak Dal Mi diperpanjang kan.
Seo Hyun : Dia yang pecahkan rekor penjualan. Mereka tak mungkin ingkar. Apa kontrakku akan diperpanjang sepertimu?
Seo Hyun kemudian minta Dal Mi mentraktir lagi jikalau diperpanjang.
Sunbae sewot.
Sunbae : Seo Hyun-ssi, kamu tidak ingin berhasil dan mentraktir kami?
Seo Hyun : Tidak terlalu. Aku bahagia menjadi benalu orang-orang yang sukses.
Seorang lelaki pengirim barang datang. Dia tanya dimana kantor CEO.
Sunbae : Ada di lantai 32. Lift ini cuma hingga ke lantai 16. Kau mesti naik lift lantai atas di sebelah sana.
Dal Mi termangu gara-gara kata-kata sunbae tadi soal kantor CEO yang ada di lantai 32.
Seo Hyun merengek minta ditraktir lagi kalau kontraknya diperpanjang.
Dal Mi : Maaf, kelihatannya saya tak sanggup traktir lagi. Aku tak perpanjang kontrak.
Sunbae dan Seo Hyun kaget.
Dal Mi lagi membenahi barang-barangnya.
Kepala SDM tanya, kantor mana yang meminta Dal Mi pindah.
Kepala SDM : Aku akan sanggupi syaratmu.
Dal Mi : Aku tak benci ada di sini, dan tidak memiliki syarat.
Kepala SDM : Lantas, kenapa berhenti?
Dal Mi : Aku mau ke lantai 32. Tapi dengan lift ini, saya tak akan sanggup ke sana hingga kapan pun. Aku mesti turun, dan pindah lift. Itu alasanku berhenti.
Kepala SDM : Jangan begini. Mana sanggup tiba-tiba menerima penggantimu?
Dal Mi : Banyak orang. Kau akan…
Kepala SDM : Tak akan bisa! Hanya kamu yang punya rasa tanggung jawab sebesar pemilik.
Dal Mi kekeuh mau berhenti. Kepala SDM berupaya menangkal namun Dal Mi tetap mau berhenti.
Seo Hyun minta Sunbae Jung menangkal Dal Mi.
Sunbae Jung tak mau. Dia bilang ia mau mendukung Dal Mi.
Sunbae Jung : Kau mau hadiah, atau kutraktir makanan enak?
Dal Mi kemudian memandang bunga yang ada di meja Sunbae Jung.
Dal Mi : Hadiah.
Sunbae Jung terkejut dan tanya Dal Mi mau apa.
Dal Mi terus memandang ke arah bunga di meja Sunbae Jung.
Dal Mi berlangsung sarat semangat sambil memeluk bunganya.
Dia kemudian berhenti sejenak untuk mengusut ponselnya, kemudian berlangsung lagi.
Bersambung ke part 4….